Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Rusia Vs Ukrania, Mengapa Invasi yang Diperintahkan Putin Tantangan Besar bagi China?

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Rabu, 02 Maret 2022 |06:30 WIB
Rusia Vs Ukrania, Mengapa Invasi yang Diperintahkan Putin Tantangan Besar bagi China?
Hubungan antara Rusia dan China terlihat semakin hangat (Foto : BBC/AFP)
A
A
A

BEBERAPA jam sebelum Presiden Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina timur, Amerika Serikat (AS) menuding Moskow dan Beijing menggalang kekuatan untuk menciptakan tatanan dunia yang "sangat tidak liberal".

Krisis Ukraina-Rusia menjadi tantangan besar bagi China dari banyak segi.

Hubungan diplomatik yang semakin mesra antara Rusia dan China dapat dilihat dari kehadiran Presiden Putin di ajang Olimpiade Musim Dingin di Beijing. Putin tercatat sebagai salah satu dari segelintir pemimpin dunia yang hadir.

Penting dicatat, Putin menunggu sampai Olimpiade Musim Dingin berakhir sebelum mengakui kemerdekaan dua wilayah pemberontak di Ukraina timur dan mengerahkan pasukan ke sana.

Untuk konsumsi publik, pemerintah China mendesak kedua pihak mengurangi eskalasi di Ukraina.

Karena bentrokan meningkat, bagaimana posisi resmi China yang sekarang?

Pemerintah China berpendirian tidak bisa tampak mendukung perang di Eropa tetapi pada saat yang juga ingin meningkatkan hubungan militer dan strategis dengan Moskow.

Mitra dagang terbesar Ukraina adalah China dan Beijing ingin mempertahankan hubungan baik dengan Kyiv tapi hal itu mungkin sulit dipertahankan karena China bersekutu dekat dengan pemerintah Rusia yang mengirimkan pasukan ke wilayah Ukraina.

Ada pula risiko China menghadapi pukulan di sektor perdagangan dari Eropa Barat jika dianggap mendukung agresi Rusia.

Perubahan kebijakan luar negeri China?

Selain itu, para pemimpin China mengekang diri agar negara itu tidak turun tangan dalam masalah dalam negeri negara lain dan mengharapkan negara-negara lain tidak mencampuri urusan dalam negerinya.

Dalam cuitannya, diplomat ternama Liu Xiaoming kembali menegaskan bahwa China tidak pernah "menyerbu negara-negara lain atau terlibat dalam perang proksi," seraya menambahkan China memegang komitmen terhadap perdamaian.

Namun pekan lalu, dalam langkah yang mengejutkan, China abstain dalam pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB untuk mengecam invasi Rusia ke Ukraina.

Sejumlah analis sebelumnya memperkirakan Beijing akan mengikuti langkah Rusia memveto mosi, tapi fakta bahwa China tidak melakukan veto dinilai sebagai "kemenangan bagi Barat" - dan menjadi isyarat sikap tak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.

Namun demikian, China jauh dari mengecam situasi yang terjadi. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin bahkan menolak menggunakan istilah"invasi" untuk mendiskripsikan apa yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement