RIYADH - Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman mengaku merasa tersakiti atas tewasnya jurnalis Jamal Khashoggi, yang dikaitkan dengan pemerintah Arab Saudi.
"Itu sangat menyakitkan saya. Itu menyakiti saya dan Arab Saudi, dari perspektif perasaan," katanya saat sesi wawancara dengan The Atlantic, sebagaimana dikutip pada Jumat (4/3/2022).
Putra Mahkota mengaku memahami perasaaan kemarahan, terutama di kalangan jurnalis atas tewasnya Khashoggi pada 2018 lalu.
Ia pun mengaku, insiden Khashoggi ini menjadi yang terburuk yang pernah menimpanya. "Karena itu bisa menghancurkan semua rencana saya untuk mereformasi negara," kata Mohammed bin Salman (MBS) kepada orang terdekatnya.
Selain itu, putra mahkota juga mengatakan, dalam perkara Khashoggi ini, haknya telah dilanggar.
“Saya merasa bahwa hukum hak asasi manusia tidak diterapkan pada saya,” katanya.
“Pasal XI Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa setiap orang tidak bersalah sampai terbukti bersalah.” Arab Saudi telah menghukum mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu, katanya—namun kekejaman yang sebanding, seperti pengeboman pesta pernikahan di Afghanistan dan penyiksaan tahanan di Teluk Guantanamo, tidak dihukum.
Sementara itu, Mohammed bin Salman sendiri mengaku tidak pernah membaca tulisan karya Khashoggi.
"Saya tidak pernah membaca artikel Khashoggi dalam hidup saya," katanya.
Baca Juga: Aksi Nyata 50 Tahun Hidupkan Inspirasi, Indomie Fasilitasi Perbaikan Sekolah untuk Negeri
Follow Berita Okezone di Google News