Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Putin Sebut Sanksi Barat untuk Rusia Seperti Deklarasi Perang

Susi Susanti , Jurnalis-Minggu, 06 Maret 2022 |10:41 WIB
Putin Sebut Sanksi Barat untuk Rusia Seperti Deklarasi Perang
Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: EPA)
A
A
A

RUSIA - Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat atas invasinya ke Ukraina sebagai "mirip dengan deklarasi perang".

"Tapi bersyukur kepada Tuhan , belum sampai ke situ," terangnya.

Putin juga memperingatkan bahwa setiap upaya untuk memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina akan dianggap sebagai partisipasi dalam konflik bersenjata.

Namun dia menolak saran bahwa dia akan memberlakukan keadaan darurat atau darurat militer di Rusia.

Putin membuat pernyataan itu saat berbicara dengan sekelompok pramugari di pusat pelatihan Aeroflot dekat Moskow.

Baca juga: Singapura Jadi Negara ASEAN Pertama yang Akan Jatuhkan Sanksi ke Rusia, Termasuk Blokir Bank

Sejak dimulainya invasi Rusia 10 hari lalu, Barat telah memberlakukan serangkaian sanksi terhadap Rusia, termasuk pembekuan aset asing Putin dan pengecualian sejumlah bank Rusia dari sistem pembayaran internasional Swift.

Baca juga: Invansi Ukraina, Rusia Dijatuhkan Sanksi Berat oleh Negara Barat 

Selain itu, banyak perusahaan multinasional telah menghentikan operasinya di Rusia. Pada Sabtu (5/3), Zara, Paypal, dan Samsung menjadi merek global terbaru yang menangguhkan perdagangan di sana.

Langkah-langkah ekonomi telah menyebabkan nilai rubel jatuh dan memaksa bank sentral Rusia untuk menggandakan suku bunga.

Dalam komentar terbarunya, Putin berusaha untuk membenarkan perang di Ukraina, mengulangi pernyataannya bahwa ia berusaha untuk membela komunitas berbahasa Rusia di sana melalui "demiliterisasi dan de-Nazifikasi" negara itu.

"Tentara kami akan memenuhi semua tugas. Saya tidak meragukan itu sama sekali. Semuanya akan berjalan sesuai rencana,” terangnya menanggapi tuduhan analis pertahanan Barat bahwa kampanye militer Rusia berjalan kurang baik dari yang diharapkan.

Dia menambahkan bahwa hanya tentara profesional yang mengambil bagian dalam permusuhan dan tidak ada wajib militer yang terlibat, meskipun ada laporan sebaliknya.

Pemimpin Rusia itu mengatakan upaya untuk memberlakukan zona larangan terbang di Ukraina akan dianggap oleh Rusia sebagai langkah ke dalam konflik militer dan mereka yang bertanggung jawab akan diperlakukan sebagai kombatan musuh.

"Kepemimpinan saat ini perlu memahami bahwa jika mereka terus melakukan apa yang mereka lakukan, mereka mempertaruhkan masa depan negara Ukraina," tambahnya.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutuk NATO karena mengesampingkan zona larangan terbang. Namun, para pemimpin Barat mengatakan memperkenalkan tindakan itu akan menjadi eskalasi.

Putin juga mengatakan dia tidak punya rencana untuk mengumumkan darurat militer di Rusia. Dia menegaskan langkah seperti itu hanya akan diambil dalam "contoh agresi eksternal, di area aktivitas militer tertentu".

"Tapi kami tidak memiliki situasi seperti itu dan saya harap kami tidak akan memilikinya," katanya.

Ada desas-desus bahwa Putin berencana untuk mengumumkan darurat militer, yaitu ketika hukum sipil normal ditangguhkan atau militer mengambil alih fungsi pemerintah.

Dia mengatakan ada keadaan darurat khusus lainnya yang dapat digunakan dalam kasus "ancaman eksternal berskala besar", tetapi dia juga tidak memiliki rencana untuk memberlakukannya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement