Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Rusia Selidiki Wajib Militer dalam Perang di Ukraina

Susi Susanti , Jurnalis-Kamis, 10 Maret 2022 |11:39 WIB
Rusia Selidiki Wajib Militer dalam Perang di Ukraina
Rusia selidiki wajib militer dalam perang di Ukraina (Foto: Sputnik)
A
A
A

RUSIA - Militer Rusia mengakui keterlibatan pasukan wajib militer dalam operasi yang sedang berlangsung di negara tetangga Ukraina pada Rabu (9/3). Saat ini mereka sedang menyelidiki bagaimana wajib militer itu terjadi.

“Sayangnya, kami telah menemukan beberapa fakta tentang kehadiran wajib militer di unit Angkatan Bersenjata Rusia yang berpartisipasi dalam operasi militer khusus di wilayah Ukraina,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov.

 Konashenkov mengatakan hampir semua tentara wajib militer telah ditarik dari Ukraina. Dia menambahkan bahwa militer saat ini sedang menyelidiki bagaimana mereka akhirnya berpartisipasi dalam operasi di tempat pertama untuk memastikan bahwa itu tidak akan terjadi lagi. Dia juga mengakui bahwa tentara wajib militer menderita korban selama konflik, dengan beberapa prajurit akhirnya ditangkap oleh pasukan Ukraina.

Baca juga: Rusia Akui Kirim Wajib Militer Berperang di Ukraina

“Kelompok penyabot dari batalyon nasionalis menyerang salah satu unit yang melakukan tugas dukungan logistik. Sejumlah prajurit, termasuk wajib militer, ditangkap,” kata Konashenkov tanpa memberikan angka spesifik.

 Baca juga: Serang Ukraina, Militer Rusia Klaim Tidak Mendapat Perlawanan dari Penjaga Perbatasan

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa hanya tentara profesional yang terlibat dalam operasi tersebut. Pejabat Ukraina dan media Barat, telah mengklaim bahwa pasukan invasi memiliki sejumlah besar wajib militer di jajarannya.

Rusia meluncurkan operasi militer skala besar di negara tetangga Ukraina pada akhir Februari lalu, menjelaskan bahwa itu adalah satu-satunya pilihan yang tersisa untuk melindungi Donetsk dan Lugansk. Presiden Rusia Vladimir Putin juga menggarisbawahi bahwa tujuannya adalah untuk "denazifikasi" dan "demiliterisasi" negara. Kiev mencap serangan itu "tidak beralasan", mengklaim tidak memiliki rencana untuk merebut kembali wilayah itu dengan paksa.

Donetsk dan Lugansk berpisah dari Ukraina pada 2014 setelah kudeta Maidan di Kiev, yang menggulingkan pemerintah negara yang dipilih secara demokratis. Kepemimpinan baru Ukraina melancarkan operasi militer untuk memadamkan pemberontakan yang akhirnya berubah menjadi kekerasan bertahun-tahun di timur Ukraina.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement