Menurut Eko, aktivitas erupsi saat ini terhitung masih tinggi di mana guguran terjadi rata-rata sebanyak 140 kali/hari. Aktivitas vulkanik internal juga masih tinggi ditunjukkan oleh data seismisitas dan deformasi. Seismisitas internal terjadi lebih dari 5 kali/hari, sedangkan laju deformasi EDM RB1 sebesar 3,5 mm/hari.
Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, maka mereka menyimpulkan jika aktivitas vulkanik Gunung Merapi ditetapkan pada tingkat “Siaga”. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awa npanas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Terkait dengan aktivitas saat ini, kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi pihaknya merekomendasikan pemerintah setempat mengambil langkah yang diperlukan. Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten dihimbau melakukan upaya–upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Baca juga: Gunung Ibu Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 800 Meter
(Fakhrizal Fakhri )