Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Menlu China dan Utusan Rusia Mendadak ke Afghanistan, Ada Apa?

Agregasi VOA , Jurnalis-Jum'at, 25 Maret 2022 |22:08 WIB
Menlu China dan Utusan Rusia Mendadak ke Afghanistan, Ada Apa?
Menlu China dan Penlu Afghanistan (Foto : VoA/AFP)
A
A
A

Beijing menjaga hubungannya dengan Taliban, bahkan ketika mereka melancarkan pemberontakan mematikan terhadap AS dan pasukan koalisi. Kelompok garis keras itu merebut kekuasaan dari pemerintah Afghanistan yang didukung AS tujuh bulan lalu, ketika pasukan internasional menarik pasukan mereka dari Afghanistan setelah 20 tahun berperang.

Meski demikian, sejauh ini China belum memberikan pengakuan diplomatik terhadap pemerintahan Taliban, seperti sebagian besar negara lainnya.

Akan tetapi, Beijing dan negara-negara tetangga lain, termasuk Pakistan, tetap membuka kedutaan besar mereka di Kabul sejak penarikan pasukan Barat yang kacau balau Agustus lalu. Para pejabat China berkukuh bahwa komunikasi mereka dengan kelompok itu utamanya fokus pada masalah antiterorisme dan kemanusiaan dan setiap keputusan untuk mengakui pemerintahan Taliban harus diambil secara kolektif oleh negara-negara di kawasan.

China dan Afghanistan berbagi perbatasan sepanjang 76 kilometer.

Para pejabat China khawatir jika ketidakstabilan berlanjut di Afghanistan, maka para militan yang terkait dengan kelompok terlarang anti-China yang dikenal sebagai Gerakan Islam Turkistan Timur (ETIM) dapat memanfaatkan wilayah Afghanistan sebagai lokasi untuk melancarkan serangan ke Xinjiang, daerah perbatasan China.

ETIM mengklaim pihaknya berjuang bagi kelompok minoritas Muslim Uyghur di Xinjiang, yang diduga menjadi target pelanggaran HAM oleh pihak berwenang China – tuduhan yang dibantah Beijing dan dianggap sebagai propaganda Barat.

China telah menginvestasikan sekitar $25 miliar dalam proyek infrastruktur besar-besaran di Pakistan di bawah BRI. Kedua negara ingin memperluas apa yang dikenal sebagai Koridor Ekonomi China-Pakistan atau CPEC ke Afghanistan untuk membantu mempromosikan stabilitas politik dan ekonomi di sana.

Taliban menyambut baik usulan tersebut. delegasi Pakistan, China dan Taliban juga dijadwalkan untuk mengadakan dialog tripartite di sela-sela pertemuan minggu depan di Beijing untuk membahas kerja sama dalam proyek-proyek ekonomi, kemungkinan di bawah CPEC, kata para pejabat di Islamabad.

Kunjungan Utusan Rusia

Kantor Muttaqi mengatakan bahwa pertemuannya dengan delegasi Rusia fokus pada penguatan hubungan politik, ekonomi, angkutan dan kawasan, serta memerangi perdagangan narkoba dari Afghanistan. Moskow juga telah menjalin komunikasi erat dengan Taliban, bahkan sejak sebelum kelompok itu merebut kekuasaan.

Kebutuhan kemanusiaan, yang disebabkan oleh perang selama bertahun-tahun dan kekeringan yang terus-menerus terjadi, telah meningkat ke titik yang memecahkan rekor di Afganistan, sejak Taliban merebut kekuasaan Agustus lalu.

Negara-negara Barat segera menangguhkan bantuan non-kemanusiaan ke negara yang sangat bergantung pada bantuan itu. Mereka juga menjatuhkan sanksi keuangan dan membekukan cadangan uang asing Afghanistan senilai miliaran dolar yang sebagian besarnya disimpan di AS.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement