JAKARTA - Di era modern ini, praktik kerja paksa seharusnya sudah minim terjadi atau bahkan tidak lagi dilakukan. Akan tetapi, beberapa negara di dunia ada yang masih memiliki jumlah budak tinggi di masa modern ini.
Berikut adalah 5 negara yang menjadi sarang perbudakan:
BACA JUGA: 4 Fakta Perbudakan Romawi Kuno, Bagaimana Mereka Bisa Bebas?
1. Bangladesh
Melansir Sindonews, jumlah budak yang ada di Bangladesh pada masa modern ini mencapai 1,5 juta orang atau 0,95% dari populasi Bangladesh. UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) mencatat sebagian besar buruh tersebut bekerja di wilayah pedesaan Bangladesh secara ilegal. Meskipun begitu, para pekerja rela melakukan tugasnya demi bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan membayar tagihan utang.
BACA JUGA: Kasus Kerangkeng Manusia Bupati Langkat, Polisi Tetapkan 8 Tersangka
2. China
China memiliki jumlah budak sebanyak 3,8 juta orang. Angka itu dipublikasikan dalam Global Slavery Index. Bangkitnya ekonomi China yang drastis selama 100 tahun belakangan ini membuat China muncul sebagai negara dengan ekonomi terbesar. Seiring hal itu, praktik kerja paksa atau perbudakan juga banyak dilakukan di Negeri Tirai Bambu tersebut. Kerja paksa biasanya dilakukan di ranah produksi barang-barang padat karya yang murah dan tempat pembakaran batu bara.
Di tahun 2016, ada sebuah kasus di China yang menjadi sorotan dunia. Para pekerja di bawah umur yang ada di pabrik garmen wilayah Changshu, Jiangsu kedapatan mengalami kerja paksa. Mereka harus bekerja lembur tanpa bayaran. Jika menolak, para pekerja tersebut akan dipukuli.