Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ketika Prabu Siliwangi Geram dengan Kedekatan Cirebon dan Demak karena Pernikahan

Avirista Midaada , Jurnalis-Jum'at, 15 April 2022 |08:29 WIB
Ketika Prabu Siliwangi Geram dengan Kedekatan Cirebon dan Demak karena Pernikahan
Prabu Siliwangi (foto: dok wikipedia)
A
A
A

PRABU SILIWANGI penguasa Kerajaan Pajajaran memiliki hubungan darah dengan Syarif Hidayatullah. Syarif Hidayatullah yang terkenal dengan bernama Sunan Gunung Jati memerintah di Cirebon, usai diangkat oleh tuanya bernama Pangeran Cakrabuwana dan menjadi raja yang memutuskan berdikari terlepas dari Kerajaan Pajajaran.

Konon saat itu Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi baru saja menempati Istana Sang Bhima. Istana ini dikisahkan pada buku "Hitam Putih Pajajaran : dari Kejayaan hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran" tulisan Fery Taufiq El Jaquene, dulunya diberi nama Surawisesa.

BACA JUGA:Gagal Bujuk Prabu Siliwangi Masuk Islam, Sunan Gunung Jati Sukses Berdakwah di Banten 

Saat itu konon Sri Baduga Maharaja dibuat marah karena ulah anak buahnya Tumenggung Jagaya yang diperintah Pakuan ke Cirebon, justru masuk Islam. Hal ini diawali dengan adanya pasukan dari Pajajaran yang diutus ke Cirebon, total ada 60 anggota pasukan diutus ke Cirebon.

Saat berada di tengah perjalanan Jagabaya tak menyadari bila pasukan Demak sudah bersiaga. Pasukan pimpinan Jagabaya ini akhirnya tak berdaya dengan pasukan Demak dan Cirebon, dengan skala yang begitu besar. Akhirnya pertempuran tidak terjadi, hanya terjadi justru adanya perundingan Cirebon - Demak, dengan Pajajaran.

 BACA JUGA:Ketika Prabu Siliwangi Mengaku dari Kerajaan Sunda untuk Jalin Hubungan dengan Portugis

Jagabaya pun akhirnya terpaksa menyerahkan diri dan memeluk agama Islam. Hal ini membuat Sri Baduga Maharaja marah dan berusaha menyerang Cirebon. Tetapi pasukan ini berhasil dicegah oleh pendeta tertinggi di Keraton Ki Purea Galih. Ia menjelaskan bahwa Cirebon merupakan warisan Cakrabuwana dari mertuanya bernama Ki Danusela, dan daerah sekitarnya telah diwarisi dari kakeknya Ki Gedeng Tapa, ayah Subanglarang, santri Syekh Quro.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement