JAKARTA - Pembangunan Kerajaan Pajajaran di masa pemerintahan Prabu Siliwangi konon kian masif. Kerajaan di barat Pulau Jawa ini pun dibawa ke masa kejayaan dengan karakteristik Prabu Siliwangi yang bijak dan berwibawa.
Bahkan Sri Baduga Maharaja nama asli Prabu Siliwangi bahkan diberikan dua kali gelar diwastu, karena pembangunan infrastruktur sarana prasarana yang maju di masanya. Kisah Carita Purwaka Caruban Nagari, manuskrip yang digubah di bawah lindungan Pangeran Arya Carbon dari Cirebon yang selesai ditulis pada tahun 1720 M, mengisahkan bagaimana gelar diwastu yang diterima Prabu Siliwangi.
Konon saat itu Prabu Siliwangi disebut sebagai raja Sunda yang ibu kotanya terletak di Pakuan Pajajaran. Informasi ini serupa dengan manuskrip yang ditemukan pada pertengahan abad ke-19 M. Prabu Siliwangi dinobatkan sebagai raja yang hebat di masa Kerajaan Pajajaran juga tertuang dalam sumber karya sastra Sunda.
Pada masanya, Sri Baduga atau Prabu Siliwangi membangun kembali ibukota Pakuan, memariti sekeliling ibukota Pakuan, membuat monumen berupa gugunungan, membuat akses jalan diperluas dan di pinggirnya selalu diberi batu sebagai pembatas jalan, membuat hutan lindung, dan membuat telaga Warena Mahawijaya, sebagaimana dikutip dari "Hitam Putih Pajajaran : Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran".