Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Serangan Timur Dimulai, Rusia Bombardir Kota-Kota dengan Tembakan Roket dan Artileri, 8 Warga Sipil Tewas

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 19 April 2022 |11:48 WIB
Serangan Timur Dimulai, Rusia Bombardir Kota-Kota dengan Tembakan Roket dan Artileri, 8 Warga Sipil Tewas
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (Foto: Reuters)
A
A
A

UKRAINA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia telah melancarkan serangan untuk merebut wilayah Donbas timur. Dia mengatakan bahwa pertempuran "untuk Donbas telah dimulai".

Moskow membombardir kota-kota dengan tembakan roket dan artileri pada Senin (18/4).

Berbicara dalam pesan video pada Senin (18/4) malam, Zelensky mengatakan bahwa dia dan pasukannya "akan membela diri" dan berjanji "tidak akan melepaskan apapun dari Ukraina".

"Sebagian besar dari seluruh tentara Rusia sekarang fokus pada serangan ini," tambahnya.

Dia mengatakan bahwa pasukan Ukraina akan berperang "tidak peduli berapa banyak tentara Rusia yang didorong ke sana, pihaknya akan bertarung".

Baca juiga: Tidak Akan Menyerah, Presiden Zelensky: Ukraina Dapat Melawan Rusia Selama 10 Tahun

Kepala staf Zelensky, Andriy Yermak, mengatakan serangan itu menandai "fase kedua perang" dan meyakinkan Ukraina bahwa pasukan mereka dapat menahan serangan.

 Baca juga: 1 Bulan Perang, Rusia Geser ke Wilayah Timur Fokus Bebaskan Donbass

"Percayalah pada tentara kami, itu sangat kuat," katanya.

Pejabat tinggi keamanan Ukraina, Oleksiy Danilov, mengatakan bahwa Rusia mencoba menerobos garis depan Ukraina di wilayah tersebut.

"Putin tidak menghapus tujuan untuk menghancurkan kami sebagai negara dan kepemimpinan politik kami," kata Danilov dalam sebuah wawancara dengan TV Ukraina.

Sepanjang Senin (18/4), Rusia melepaskan rentetan tembakan roket dan artileri ke sejumlah wilayah timur, dengan delapan warga sipil tewas di kota Kreminna di Luhansk dan di daerah Donetsk.

Tujuh orang tewas dan sebelas lainnya terluka dalam empat serangan Rusia di Lviv barat, sebuah kota yang sebagian besar terhindar dari serangan yang terlihat di tempat lain di Ukraina.

Gubernur wilayah Luhansk mengatakan situasinya seperti "neraka", dengan pertempuran terus-menerus dilaporkan di beberapa kota.

Serangan itu telah lama diharapkan setelah Rusia gagal merebut Kyiv.

Rusia awalnya tampaknya ingin merebut kota-kota besar Ukraina dan menggulingkan pemerintah.

Tetapi setelah menghadapi perlawanan keras, para pejabat pertahanan Rusia mengatakan bahwa tujuan utamanya dalam "tahap pertama operasi" telah "secara umum tercapai" dan pasukannya dipindahkan dari daerah-daerah di sekitar ibu kota.

Mereka mengumumkan rencana untuk mengalihkan fokus invasi menuju "pembebasan" wilayah Donbas yang berbahasa Rusia.

Presiden Rusia Vladmir Putin telah menggambarkan invasi tersebut sebagai upaya untuk mendemiliterisasi dan "mendenazifikasi" Ukraina, sesuatu yang dianggap Ukraina dan sekutunya sebagai tipu muslihat untuk serangan yang tidak beralasan.

Pejabat pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah mencapai ratusan sasaran militer di Ukraina pada Minggu (17/4) malam, termasuk 16 fasilitas militer di wilayah Kharkiv, Zaporizhzhia, Donetsk dan Dnipropetrovsk, serta sebuah pelabuhan di Mykolayiv di selatan dan timur Ukraina.

Moskow mengklaim bulan lalu bahwa mereka menguasai 93% dari Luhansk dan 54% dari Donetsk dan pasukannya diharapkan untuk mencoba dan mengepung sisa pasukan Ukraina di wilayah tersebut.

Tapi mereka menghadapi pertarungan yang berkepanjangan dengan beberapa pasukan paling keras di Kyiv. Ukraina diyakini memiliki antara 40-50.000 tentara di Donbas, banyak dari mereka telah menghabiskan bertahun-tahun berperang melawan pasukan separatis yang didukung Rusia di wilayah tersebut.

Perubahan tujuan Rusia ditetapkan oleh Presiden Vladimir Putin dalam pidatonya pekan lalu. Putin mengumumkan bahwa tujuannya adalah "untuk membantu orang-orang yang tinggal di Donbas, yang merasakan ikatan mereka yang tak terpatahkan dengan Rusia".

Rusia terus menargetkan kota Mariupol di tenggara, yang akan memungkinkan pasukannya untuk menyelesaikan jembatan darat antara semenanjung Krimea yang diduduki dan pasukan di wilayah yang dikuasai separatis di Ukraina timur.

Para pejabat di Kyiv mengklaim pesawat-pesawat perang Rusia sedang bersiap-siap untuk menjatuhkan bom seberat lima ton di pabrik Azovstal ketika pasukan terakhir Ukraina berlindung.

Di kota kedua Ukraina Kharkiv, gubernur regional mengatakan evakuasi warga sipil sedang berlangsung di daerah di mana bentrokan hebat diperkirakan terjadi.

Sementara itu, Sekretaris pers Pentagon, John Kirby, memperingatkan Rusia dapat "menetapkan kondisi untuk operasi ofensif di masa depan" dan para pejabat di Kyiv memperingatkan bahwa serangan baru Rusia tidak berarti bahwa Moskow telah mengakhiri serangannya di bagian lain Ukraina.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement