Presiden pertama Timor Leste, Xanana Gusmao, mendukung Ramos-Horta dalam pemilihan ini dan menggambarkan pemerintah saat ini sebagai "tidak sah secara konstitusional".
Ramos-Horta, 72, adalah salah satu tokoh politik paling terkenal di Timor Lorosa'e dan sebelumnya menjabat sebagai menteri luar negeri, perdana menteri dan kemudian presiden kedua negara itu, dari 2007 hingga 2012.
Dia adalah salah satu penerima Hadiah Nobel pada1996 atas usahanya untuk membawa resolusi damai untuk perang gerilya di Timor Timur melawan pendudukan Indonesia di bekas jajahan Portugis.
Sementara itu, Lu Olo, petahana, menolak untuk mengambil sumpah beberapa menteri dari partai politik Gusmao dengan alasan mereka menghadapi penyelidikan hukum, termasuk dugaan korupsi.
Menurut rencana, presiden berikutnya akan dilantik pada 20 Mei, bertepatan dengan peringatan 20 tahun pemulihan kemerdekaan Timor Leste.
(Susi Susanti)