SLEMAN - Gunung Merapi di perbatasan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Magelang, Boyolali dan Klaten, Jawa Tengah (Jateng) kembali semburkan awan panas guguran atau yang biasa disebut wedus gembel, Selasa sore (10/5/2022). Aktivitas vulkanik ini terjadi pukul 17.31 WIB.
Balai Penyelidikan danPengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat awan panas guguran di seismogram dengan amplitudo 27 mm dan durasi 149 detik dengan jarak luncur 1.800 meter atau 1,8 kilomter (Km). Awan panas mengarah ke Sungai Bebeng (barat daya). Arah angin ke timur.
BACA JUGA:Gunung Merapi Alami 154 Kali Gempa GuguranÂ
BPPTKG pada periode pukul 00.00 WIB-18.00 WIB juga mencatat terjadi lima kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1,8 km ke arah barat daya. Gempa guguran 78 kali, gempa fase banyak atau hybrid 5 kali, gempa tektonik jauh 1 kali dan vulkanik dangkal 4 kali.
Untuk status masih level III atau Siaga. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
“Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak,” kata Kepala BPPTKG Henik Humaida.
 BACA JUGA:Tinjau Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan, Kepala BNPB Ingatkan Kesiapsiagaan
Atas kondisi itu, masyarakat diimbau tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahayadan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” ujarnya.
(Ari)