ISU pelanggaran berat Hak Asasi Manusia (HAM) di provinsi Xinjiang, China terhadap etnis Uighur terus menjadi polemik publik di dunia hingga saat ini.
(Baca juga: Kesaksian Eks Tahanan: Wanita Uighur Diperkosa Secara Sistemik di Kamp Xinjiang)
Belum lama ini, muncul sejumlah video dari beberapa vlogger dunia yang menceritakan kisah terbalik, dimana mereka menampilkan cerita kehidupan nyaman Muslim Uighur di China.
Dilansir Radio Free Asia (RFA), Rabu (11/5/2022) China telah meminta beberapa wajah baru dalam penolakannya terhadap tuduhan melakukan genosida terhadap muslim Uighur di Xinjiang. Influencer media sosial asing muda memproduksi video pendek yang menunjukkan minoritas bahagia disana.
(Baca juga: Minimnya Respons Negara Muslim Terhadap Penindasan Etnis Uighur)
Dalam tulisannya di Radio Free Asia (RFA), dua pengamat sosial Xinjiang, Bahram Sintash dan Nuriman Abdureshid, mengatakan bahwa Otoritas Tiongkok telah merogoh kocek yang sangat besar untuk membayar Vlogger asing sebagai alat campaign untuk menghapus stigma buruk terhadap China.
Video-video itu menunjukkan para wisatawan asing mewawancarai orang-orang di pabrik-pabrik di Xinjiang, dengan keterangan seperti "Teman-teman, itu bohong bahwa ada genosida terhadap Uighur." "Semuanya normal di sini," dan "Apakah ada satu bukti bahwa ada lebih dari 1 juta orang di kamp konsentrasi?"
Dalam laporannya, dia menjelaskan, bahwa para vlogger tersebut diminta untuk memproduksi konten bagi audiens dengan target pemberitaan positif terkait budaya China, hubungan diplomatik positif antara China dan AS, dan berita terkait konsulat jenderal.
Sementara itu, seorang Youtuber yang sebelumnya tinggal di Xinjiang, Winaton Sterzel mengungkap fakta jika outlet media milik negara dan pemerintah daerah, telah mengatur kampanye pro-China dengan membayar vlogger untuk melakukan perjalanan, menurut dokumen yang diposting online dan produsen video yang akrab dengan sistem tersebut.
"Apa yang terjadi adalah Anda akan memiliki media pemerintah seperti CGTN atau CRI atau iChongqing atau sejumlah organisasi yang dijalankan oleh pemerintah China, yang merupakan pemerintah China,”ujarnya.
“Yang mereka lakukan adalah membayar biaya penerbangan, membayar akomodasi, mengatur perjalanan, dan berhubungan dengan pembuat konten dan mengundang mereka untuk melakukan perjalanan ini," kata YouTuber Winston Sterzel, yang tinggal di Xinjiang, dikutip oleh sang dua penulis kolom di RFA.