Para ahli melakukan 23 operasi termasuk cangkok kulit, kraniotomi untuk menghilangkan tekanan dari otaknya dan operasi perintis untuk menerapkan kulit buatan, yang dikenal sebagai Biodegradable Temporising Matrix, pada luka bakarnya.
Darren mengklaim ahli bedah mengatakan kepadanya bahwa mereka "belum pernah melihat yang seperti itu" selama 30 tahun karir mereka.
"Para dokter dan perawat tidak dapat mempercayainya, bahwa saya bahkan selamat dari cedera awal, apalagi fakta bahwa saya menandai ambulans yang lewat dan kemudian selamat dari operasi yang melelahkan,” terangnya.
"Mereka mengatakan kepada saya bahwa saya tidak boleh berada di sini, saya tidak hanya beruntung masih hidup, saya satu dari sejuta,” paparnya.
Akibat luka bakarnya, Darren tidak memiliki hidung atau telinga, dan juga kehilangan mobilitas di kedua tangannya, membuatnya tidak dapat bekerja.
Darren pun berjuang melawan depresi dan pikiran untuk bunuh diri, tetapi mengatakan dia menyadari bahwa dia telah diberi "kesempatan kedua".
Sekarang dia telah meluncurkan GoFundMe untuk membayar operasi perintis untuk mencetak 3D rekonstruksi langsung telinganya menggunakan sel induknya.
"Saya telah diberi kesempatan kedua dalam hidup dan saya bersyukur berada di sini,” ujarnya.
(Susi Susanti)