Ketika tebing es mencair seperti itu, puing-puing bongkahan batu dan bebatuan yang ada di atas tebing es bergerak dan jatuh kemudian mencair juga menciptakan badan air,” katanya.
"Jadi kami melihat peningkatan jatuhnya batu dan pergerakan air lelehan di permukaan gletser yang bisa berbahaya,” lanjutnya.
Watson mengatakan gletser kehilangan 9,5 juta meter kubik air per tahun.
Pendaki gunung dan pihak berwenang Nepal mengatakan aliran tepat di tengah base camp terus meluas. Mereka juga mengatakan celah dan retakan di permukaan gletser muncul lebih sering daripada sebelumnya.
"Kami secara mengejutkan melihat celah-celah muncul semalaman di tempat-tempat kami tidur," kata Kolonel Kishor Adhikari dari tentara Nepal, yang tinggal di base camp saat memimpin kampanye pembersihan selama musim pendakian musim semi, yang berlangsung dari Maret hingga akhir Mungkin.
"Di pagi hari, banyak dari kita mengalami pengalaman mengerikan yang bisa membuat kita jatuh ke dalamnya di malam hari. Retakan di tanah sering terjadi, itu cukup berisiko,” lanjutnya.
Tshering Tenzing Sherpa, manajer base camp Everest dengan Komite Pengendalian Polusi Sagarmatha (SPCC), menggemakan pesan itu.