YERUSALEM — Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett mengumumkan pemerintah koalisi negara itu akan dibubarkan, yang memicu pemilihan baru.
Kantor Bennett mengatakan Bennett dan mitra koalisi utamanya, Yair Lapid, dalam beberapa hari mendatang akan membubarkan parlemen.
Lapid akan menjabat sebagai Perdana Menteri sementara sampai pemerintahan baru bisa dibentuk.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz dalam sebuah cuitan pada Senin (20/6/2022) mengatakan bahwa pemerintah akan "terus berjalan bahkan selama masa transisi."
Dilansir VOA, perubahan dalam pemerintahan itu terjadi hanya beberapa minggu sebelum rencana kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ke Israel.
Baca juga:Â PM Israel Sebut Imunitas Iran Telah Berakhir, Tidak Akan Dibiarkan Menghasut Serangan
Diketahui, pemerintahan Bennett rapuh sejak berkuasa setahun lalu. Pemerintahannya terbentuk berdasarkan koalisi dari delapan partai berbeda yang mencakup partai-partai sayap kanan, liberal, dan Muslim Arab.
 Baca juga: Dituduh Boros, PM Israel Akan Bayar Makanan Keluarga dari Dompetnya Sendiri
Koalisi itu mulai retak setelah beberapa anggota partai Bennett meninggalkannya, dengan mengatakan mereka merasa Bennett membuat terlalu banyak kompromi dengan mitra koalisinya.