RUSIA - Para pemimpin kelompok negara-negara terkaya G7 yang bertemu di Jerman mengutuk serangan rudal di sebuah pusat perbelanjaan di kota Kremenchuk, Ukraina.
Mereka mengutuk serangan yang menewaskan 18 orang itu sebagai "keji".
"Serangan membabi buta terhadap warga sipil tak berdosa merupakan kejahatan perang," kata mereka dalam sebuah pernyataan bersama.
Serangan rudal itu terjadi ketika para pemimpin Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, AS, dan Inggris berkumpul di Jerman untuk KTT G7 guna membahas - antara lain - sanksi keras terhadap Rusia.
Baca juga: Serangan Rudal Rusia Hantam Mal saat Pertemuan G7 Digelar, 18 Orang Meninggal
Selain mengutuk keras serangan itu, sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh para pemimpin Barat bersumpah untuk "terus memberikan dukungan keuangan, kemanusiaan, serta militer untuk Ukraina, selama diperlukan."
Baca juga: 14 Serangan Rudal Rusia Hantam Ukraina saat Pertemuan G7 Digelar
Kremenchuk, di provinsi Poltava Ukraina, adalah salah satu kota industri terbesar di Ukraina, dengan populasi hampir 220.000 orang dalam sensus 2021.
Ini bukan pertama kalinya kota itu terkena rudal - ada satu serangan yang tercatat pada April dan 10 hari yang lalu di kilang minyak terdekat.
Berbicara setelah serangan mal perbelanjaan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebut serangan itu sebagai "hal terbaru dalam serangkaian kekejaman".
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan akan memperkuat tekad sekutu Barat untuk mendukung Ukraina.
"Serangan mengerikan ini sekali lagi menunjukkan kedalaman kekejaman dan barbarisme yang akan membuat pemimpin Rusia tenggelam," terangnya.
(Susi Susanti)