"Kami tidak seharusnya membuka truk dan melihat tumpukan mayat di sana. Tak satu pun dari kami datang untuk bekerja membayangkan itu," katanya.
Dia menambahkan, kendaraan yang ditinggalkan pengemudinya itu tidak memiliki AC yang berfungsi dan tidak ada air minum di dalamnya.
Iklim San Antonio sangat panas pada bulan-bulan musim panas, dengan suhu di sana mencapai 39,4C (103F) pada Senin (27/6/2022), dan diduga para korban kemungkinan meninggal karena kelelahan panas dan dehidrasi.
Konsulat negara di San Antonio telah mengatakan akan memberikan "semua dukungan" yang dibutuhkan, mengirim Konsul Jenderal Rubén Minutti ke tempat kejadian.
Edward Reyna, seorang penjaga keamanan di tempat penyimpanan kayu hanya beberapa meter jauhnya, mengatakan dia tidak terkejut tiba di shift malamnya dan mendengar berita itu. Dia mengatakan dia telah kehilangan hitungan berapa kali dia melihat migran melompat dari kereta yang lewat tepat di sebelah tempat truk itu ditemukan.
"Saya pikir cepat atau lambat, seseorang akan terluka," terangnya.
"Kartel yang membawa mereka tidak peduli tentang mereka,” ujarnya.