ISRAEL – Israel bersiap menggelar pemilihan umum (pemilu) kelima dalam waktu kurang dari empat tahun pada 1 November mendatang.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Yair Lapid telah ditunjuk menjadi Perdana Menteri (PM) sementara Israel, mengambil alih PM Naftali Bennett setelah hanya satu tahun menjabat.
Lapid, Ketua partai berhaluan tengah, akan memimpin negara itu sampai pemilu digelar. Pemilu ini menyusul perpecahan koalisi yang ia bentuk dengan Bennett pada minggu lalu. Lapid menghadapi tantangan berat dari mantan PM Benjamin Netanyahu, yang telah bersumpah untuk kembali berkuasa.
Baca juga:Â PM Israel Akan Bubarkan Pemerintahan, Gelar Pemilu Baru
Meskipun perdana menteri baru sebelumnya mengatakan dia berkomitmen untuk solusi dua negara untuk konflik dengan Palestina, dia tidak mungkin memulai inisiatif baru yang berani sebagai pemimpin sementara.
Baca juga:Â Kekuasaan 12 Tahun Netanyahu Jadi PM Israel Akhirnya Tamat!
Posisi Bennett diserahkan kepada Lapid pada Kamis (30/6/2022) sesuai dengan kesepakatan yang ada untuk memutar perdana menteri. Bennett akan menduduki jabatan perdana menteri alternatif sampai pemilihan November. Bennet mengaku tidak akan mengambil bagian dalam pemilu itu.
Israel telah melihat siklus pemilihan rekor sejak April 2019 ketika partai-partai berulang kali gagal mengamankan kursi yang cukup untuk membentuk koalisi pemerintahan dengan mayoritas. Koalisi Lapid-Bennett untuk sementara memecah kebuntuan.
Lapid, mantan pembawa berita TV berusia 58 tahun, menggulingkan Benjamin Netanyahu, pemimpin terlama Israel, pada Juni lalu.
Baca Juga: Peringati Hari Lahir Pancasila, Pengawas KKP Lakukan Upacara Bawah Laut