Menjadi putri seorang raja gula-gula, Akie Abe tumbuh dalam keluarga kaya dan istimewa di Tokyo.
Dia dididik di sekolah Katolik swasta dan sekolah kejuruan khusus wanita, dan fasih berbahasa Inggris.
Setelah lulus, Akie Abe bekerja di biro iklan Jepang Dentsu. Pada usia 22, dia bertemu Shinzo Abe, yang tujuh tahun lebih tua dan bekerja sebagai asisten politik. Mereka berkencan selama lebih dari dua tahun sebelum mengikat tali pernikahan pada 1987.
Pasangan itu tidak pernah memiliki anak. Akie Abe mengatakan kepada media Jepang bahwa mereka telah mencari perawatan kesuburan di hari-hari awal pernikahan mereka, tetapi tidak berhasil.
Akie Abe tidak puas dengan terbatas pada peran domestik. Dia bekerja sebagai DJ radio pada 1990-an, dan setelah suaminya mengundurkan diri dari tugas pertamanya sebagai PM pada 2007, dia datang dengan rencana untuk membuka pub izakaya.
"Ketika (Shinzo) Abe sangat ingin kembali memimpin pada 2012, tepat pada saat yang sama dia sibuk mempersiapkan untuk membuka restoran. Ini adalah sesuatu yang dia ingin lakukan untuk sementara waktu dan dia berpikir dengan (Shinzo) ) Abe keluar dari premiership pada 2007 dia akhirnya memiliki kesempatan ini,” ungkap Harris, penulis "The Iconoclast: Shinzo Abe and the New Japan".
"Jadi dia membuatnya berjanji bahwa dia masih bisa membuka bisnisnya dan dia melanjutkannya dan itu adalah restoran yang sangat bagus,” lanjutnya.
Izakaya, bernama "UZU" -- yang berarti pusaran air dalam bahasa Inggris, dibuka pada 2012 di distrik Kanda Tokyo, beberapa bulan sebelum Shinzo Abe memulai tugas keduanya sebagai PM.