Pengambilan keputusan yang terlambat
"Hal-hal yang dilakukan Gotabaya untuk memperbaiki kesalahannya selalu terlambat dan terlalu sedikit,” Samarajiva menggarisbawahi.
Tumpukan utang yang sangat besar mungkin bukan sepenuhnya kesalahan Gotabaya, karena pemerintah sebelumnya juga bertanggung jawab untuk itu. "Tetapi pinjaman telah meningkat secara besar-besaran di bawah pemerintahan Rajapaksa", kata Samarajiva, menunjuk pada pinjaman komersial berbunga tinggi yang digunakan untuk membiayai proyek-proyek yang akhirnya secara finansial tidak layak.
DeVotta juga berbagi pandangan yang sama.
BACA JUGA:Berlaku 17 Juli, Penumpang KA Jarak Jauh yang Belum Booster Wajib Tes Antigen
"Sri Lanka telah salah urus secara politik dan ekonomi selama beberapa dekade, tetapi Rajapaksa membawa krisis ke tingkat yang baru, akibat korupsi dan pengabaian mereka terhadap aturan hukum," katanya.
Kebijakan yang buruk ditambah dengan penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, dan nepotisme, telah memperburuk krisis ekonomi dan politik Sri Lanka sejak negara itu meraih kemerdekaan pada tahun 1948. Krisis berat yang muncul, telah memicu kemarahan publik dan kebencian terhadap keluarga Rajapaksa, hingga munculnya pemberontakan rakyat besar-besaran, yang kini telah memaksa Gotabaya kabur dari Sri Lanka. Beberapa anggota keluarga lainnya juga berusaha meninggalkan negara itu.
"Ini penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi oleh dinasti keluarga, yang membuat negara menderita," pungkas Nixon.
(Nanda Aria)