Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Pendeta yang Ditangkap Aparat Rusia karena Kritik Putin

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 20 Juli 2022 |03:05 WIB
Kisah Pendeta yang Ditangkap Aparat Rusia karena Kritik Putin
Kisah pendeta yang ditangkap aparat Rusia karena kritik Putin (Foto: Ioann Kurmayarov)
A
A
A

"Saya mengatakan kepada Pendeta Ioann bahwa jika dia menyatakan bersalah mungkin dia akan dijatuhkan hukuman yang lebih singkat. Namun dia menolak telah melakukan kejahatan," ujar pengacara.

"Dia menegaskan dirinya lebih baik menjalani hukuman lebih penjang ketimbang mengaku berbuat salah. Jika itu terjadi [dihukum lebih lama di penjara], dia akan berkhotbah kepada sesama narapidana," tambahnya.

Pendeta Ioann sudah pernah menunjukkan bahwa dirinya tidak takut bicara blak-blakan. Pada 2020 lalu dia diskors melayani di gereja karena menyebut Gereja Angkatan Bersenjata Rusia yang baru selesai dibangun adalah "kuil berhala".

Ide pembangunan gereja katedral di Moskow itu berasal dari Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu. Di dalam gereja akan ditampilkan mosaik Presiden Putin, Josef Stalin, dan adegan yang merayakan okupasi Krimea.

Dalam unggahan media sosial, Pendeta Ioann menyebut Menhan Shoigu seharusnya ditahan karena menistakan agama.

Namun, yang membuat kisah Pendeta Ioann unik adalah dia tak hanya terlibat masalah dengan aparat Rusia tapi juga berurusan dengan dinas keamanan Ukraina (SBU).

Pada 2017, Pendeta Ioann menjadi pemberitaan di Ukraina. Ketika pasukan Rusia mencaplok Krimea dan bagian timur Ukraina diduduki milisi sokongan Rusia, pemerintah Ukraina membuat aturan yang melarang kemunculan simbol-simbol Uni Soviet.

Akan tetapi, Pendeta Ioann malah mengunggah foto simbol paling kontroversial, pita Santo George. Pita berwarna oranye dan hitam itu kerap digunakan untuk merayakan kemenangan atas Nazi Jerman, namun dipakai kubu separatis sokongan Rusia di Ukraina bagian timur.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement