Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Putin: Ukraina Tidak Berhasil dalam Kesepakatan Damai Awal

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 20 Juli 2022 |13:55 WIB
Putin: Ukraina Tidak Berhasil dalam Kesepakatan Damai Awal
Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Reuters/Sputnik)
A
A
A

RUSIA - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (20/7/2022) mengatakan bahwa Moskow, Rusia tidak melihat keinginan dari Ukraina untuk memenuhi persyaratan dari apa yang dia gambarkan sebagai kesepakatan damai awal yang disepakati pada Maret lalu.

Putin, berbicara kepada wartawan yang disiarkan televisi setelah kunjungan ke Iran, mengatakan bahwa Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) menawarkan untuk menengahi antara Rusia dan Ukraina, yang diserbu pasukan Moskow pada akhir Februari lalu.

 Putin, saat ditanya tentang kemungkinan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan bahwa Kyiv tidak berpegang pada persyaratan kesepakatan damai awal yang dia katakan telah "secara praktis dicapai" pada Maret lalu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Baca juga: Soal Kesepakatan Damai, Ukraina Tolak Serahkan Wilayah ke Rusia

"Hasil akhir tentu saja tergantung pada kesediaan para pihak untuk melaksanakan kesepakatan yang dicapai. Hari ini kita melihat kekuatan di Kyiv tidak memiliki keinginan seperti itu,” terangnya, dikutip CNA.

 Baca juga: Presiden Ukraina: Rusia Harus Mundur ke Posisi Pra-Invasi untuk Capai Kesepakatan

Diketahui, negosiasi berlangsung pada bulan Maret lalu, dengan kedua belah pihak membuat proposal tetapi tanpa terobosan. Saat itu, Zelensky mengatakan bahwa hanya hasil konkrit dari pembicaraan yang dapat dipercaya.

 Tidak ada tanggapan langsung dari pemerintah Ukraina atas pernyataan Putin pada dini hari pada Rabu (20/7/2022).

Putin diketahui bertemu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei di Teheran pada Selasa (19/7/2022), memperdalam hubungan antara kedua negara yang sama-sama berada di bawah sanksi Barat.

Selama kunjungan ke Iran, Putin juga bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk membahas kesepakatan yang akan melanjutkan ekspor gandum Laut Hitam Ukraina, yang sekarang diblokade oleh Rusia.

Putin mengatakan Rusia siap untuk memfasilitasi ekspor biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam, tetapi juga ingin pembatasan yang tersisa pada ekspor biji-bijian Rusia dihapus, , yang ditunjukkan oleh TV pemerintah Rossiya menjawab pertanyaan dari media pada akhir kunjungannya ke Iran.

Pada Selasa (19/7/2022), pemimpin Rusia telah mengatakan bahwa belum semua masalah telah diselesaikan pada pengiriman biji-bijian, "tetapi fakta bahwa ada pergerakan sudah bagus".

Itu adalah pertemuan langsung pertama Putin dengan pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sejak pasukan Rusia menyerbu, dan merupakan pesan tajam ke Barat tentang rencana Rusia untuk menjalin hubungan strategis yang lebih dekat dengan Iran, China, dan India untuk membantu mengimbangi sanksi Barat yang dikenakan atas invasi.

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, Amerika Serikat (AS) John Kirby mengatakan perjalanan itu menunjukkan betapa terisolasinya Rusia.

Kirby juga mengatakan AS sedang bersiap untuk mengungkap paket senjata lain untuk Ukraina. Mengutip intelijen AS, ia menuduh Rusia meletakkan dasar untuk mencaplok wilayah Ukraina.

Kremlin mengatakan tidak ada batasan waktu untuk konflik yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk memastikan keamanannya sendiri. Ukraina dan Barat mengutuknya sebagai perang agresi yang tidak beralasan terhadap tetangganya.

Sementara itu, Kepala Staf Zelensky, Andriy Yermak mengatakan dalam sebuah wawancara majalah yang diterbitkan pada Selasa (19/7/2022), Rusia sedang mencoba untuk "menyeret" Ukraina ke dalam konflik berkepanjangan ke musim dingin,

"Sangat penting bagi kami untuk tidak memasuki musim dingin. Setelah musim dingin, ketika Rusia akan memiliki lebih banyak waktu untuk menggali, itu pasti akan lebih sulit" untuk setiap serangan balasan Ukraina,” ujarnya.

Lebih dari dua minggu telah berlalu sejak perolehan teritorial besar terakhir Rusia - merebut kota Lysychansk di Ukraina timur. Namun dalam pola yang sekarang dikenal, rudal Rusia menghantam sasaran di seluruh Ukraina pada Selasa (19/7/2022).

Pihak berwenang mengatakan setidaknya satu orang tewas dalam serangan rudal Rusia di pusat kota Kramatorsk, Ukraina timur.

"Saya merasakan ledakan yang sangat kuat dan saya tahu itu ada di suatu tempat di sini," kata Valentina, seorang penduduk lokal berusia 70 tahun yang menantunya, Maksym, terluka parah dalam serangan itu.

"Saya menelepon putri saya dan dia mengatakan bahwa Maksym tidak mengangkat telepon. Dia pasti sudah terlempar saat itu," lanjutnya.

Rekaman video dari tempat kejadian menunjukkan genangan darah besar di antara daun-daun yang jatuh.

Angkatan udara Ukraina mengatakan dalam sebuah posting Facebook bahwa mereka telah menembak jatuh sebuah jet tempur Rusia dengan rudal di atas Nova Kakhovka, di sebelah timur kota Kherson, yang diduduki oleh pasukan Moskow. Reuters tidak dapat segera memverifikasi akun Ukraina tersebut.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement