Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kunjungan Luar Negeri Pertama Sejak Serang Ukraina, Putin Perkuat Hubungan dengan Iran

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 20 Juli 2022 |14:39 WIB
Kunjungan Luar Negeri Pertama Sejak Serang Ukraina, Putin Perkuat Hubungan dengan Iran
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Ebrahim Raisi bertemu di Teheran, Iran, 19 Juli 2022. (Foto: Reuters)
A
A
A

LONDON - Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pembicaraan dengan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei di Iran pada Selasa (19/7/2022). Ini merupakan perjalanan pertama Putin ke negara di luar bekas Uni Soviet sejak Rusia melancarkan aksi militer ke Ukraina pada 24 Februari.

Di Teheran, Putin juga melakukan pertemuan tatap muka pertamanya sejak aksi militer ke Ukraina dengan Pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan untuk membahas kesepakatan yang akan melanjutkan ekspor gandum Laut Hitam Ukraina serta konflik di Suriah utara.

Kunjungan Putin ke Iran, yang terjadi hanya beberapa hari setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengunjungi Israel dan Arab Saudi, mengirimkan pesan yang kuat ke Barat tentang rencana Moskow untuk menjalin hubungan strategis yang lebih dekat dengan Iran, China dan India dalam menghadapi sanksi Barat.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei telah menyerukan kerja sama jangka panjang antara Iran dan Rusia. Televisi Iran melaporkan bahwa Khameini mengatakan kepada Putin perlunya Rusia dan Iran waspada terhadap "penipuan Barat".

BACA JUGA: Jawab Klaim AS Soal Pengiriman Drone, Iran Tegaskan Tak Akan Bantu Rusia dan Ukraina

Dia mengatakan Putin telah memastikan Rusia "mempertahankan kemerdekaannya" dari Amerika Serikat dan bahwa negara-negara harus mulai menggunakan mata uang nasional mereka sendiri saat memperdagangkan barang.

"Dolar AS harus secara bertahap diambil dari perdagangan global, dan ini dapat dilakukan secara bertahap," kata Khamenei selama pertemuan yang dilakukan di sebuah ruangan sederhana dengan bendera Iran dan potret mendiang pemimpin revolusioner Ayatollah Khomeini.

Khamenei juga mengatakan bahwa terlepas dari kerugian dan kesulitan yang dialami banyak pihak karena perang, Rusia hanya memiliki sedikit alternatif terkait Ukraina. Menurutnya, Barat akan memulai perang di Ukraina jika Rusia tidak mengambil tindakan.

"Jika Anda tidak mengambil inisiatif, pihak lain (Barat) akan menyebabkan perang atas inisiatifnya sendiri," katanya kepada Putin sebagaimana dilansir Reuters.

Washington mengatakan perjalanan Putin ke Teheran menunjukkan betapa terisolasinya Rusia setelah invasinya ke Ukraina.

Sementara bagi Iran, yang juga kesal dengan sanksi ekonomi Barat dan berselisih dengan Amerika Serikat terkait program nuklir Teheran dan berbagai masalah lainnya, kunjungan Putin terjadi di waktu yang tepat.

Para pemimpin ulama Republik Islam ingin memperkuat hubungan strategis dengan Rusia melawan blok Arab-Israel Teluk yang didukung AS yang dapat menggeser keseimbangan kekuatan Timur Tengah lebih jauh dari Iran.

Selama pertemuan di Teheran, Putin, Erdogan dan Presiden Iran Ebrahim Raisi juga mempertimbangkan upaya untuk mengurangi kekerasan di Suriah, di mana Turki telah mengancam akan meluncurkan lebih banyak operasi militer untuk memperluas "zona aman" sedalam 30 km di sepanjang perbatasan. Moskow dan Teheran menentang tindakan semacam itu oleh Turki.

Putin, yang akan berusia 70 tahun pada tahun ini, tidak banyak melakukan perjalanan ke luar negeri dalam beberapa tahun terakhir karena pandemi Covid-19 dan kemudian krisis Ukraina. Perjalanan terakhirnya ke luar bekas Uni Soviet adalah ke China pada Februari.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement