UKRAINA - Ukraina menuduh Moskow mengobarkan "perang gas" melawan Eropa dan memotong pasokan untuk menimbulkan "teror" pada orang-orang.
Perusahaan energi Rusia Gazprom mengumumkan akan mengurangi aliran gas ke Jerman untuk memungkinkan pengerjaan turbin di jalur pipa Nord Stream 1.
Namun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan ini hanyalah "pemerasan gas" terhadap Eropa.
"Pemerasan gas Eropa, yang semakin memburuk setiap bulan, dibutuhkan oleh negara teroris untuk membuat kehidupan setiap orang Eropa lebih buruk," terangnya dalam pidato malamnya.
Dia mengatakan itu sengaja dilakukan untuk mempersulit Eropa untuk bersiap menghadapi musim dingin, tanpa mempedulikan kemiskinan yang mungkin diderita orang-orang di bulan-bulan yang lebih dingin sebagai akibatnya.
Tudingan itu muncul karena harapan tetap bahwa ekspor biji-bijian dari pelabuhan Ukraina dapat dilanjutkan minggu ini setelah kesepakatan.
Baca juga: Uni Eropa Ungkap Rencana Hentikan Pasokan Gas Rusia, Beralih ke Energi Hijau
Gazprom mengatakan pada Senin (25/7/2022) bahwa mereka perlu memotong pasokan gas menjadi sekitar setengah dari level saat ini untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan - tetapi pemerintah Jerman mengatakan tidak ada alasan teknis untuk membatasi pasokan.
Pipa Nord Stream 1, yang mengalir di bawah Laut Baltik untuk memompa gas dari Rusia ke Jerman, telah berjalan jauh di bawah kapasitas selama berminggu-minggu, dan benar-benar ditutup untuk istirahat pemeliharaan 10 hari awal bulan ini.
Rusia memasok Uni Eropa (UE) UE dengan 40% gasnya tahun lalu, dan UE menuduh Rusia menggunakan energi sebagai senjata.
Pengurangan pasokan akan memberi tekanan pada negara-negara UE untuk mengurangi ketergantungan mereka pada gas Rusia lebih jauh, dan kemungkinan akan mempersulit mereka untuk mengisi kembali pasokan gas mereka menjelang musim dingin.
Menteri energi Eropa bertemu pada Selasa (26/7/2022) untuk membahas tanggapan mereka terhadap krisis.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, sebelumnya mengatakan prospek Rusia sepenuhnya memotong pasokan gas ke UE adalah "skenario yang mungkin".
Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari lalu, harga gas grosir telah melonjak, dengan dampak langsung pada tagihan energi konsumen di seluruh dunia.
Sementara itu, Ukraina masih berharap bahwa kesepakatan penting yang ditengahi oleh PBB pekan lalu bisa berarti ekspor biji-bijian dilanjutkan dari pelabuhan Laut Hitamnya "dalam beberapa hari."
"Jika pihak menjamin keamanan, kesepakatan akan berhasil. Jika tidak, itu tidak akan berhasil," kata Menteri Infrastruktur Oleksandr Kubrakov.
Dalam pidato malamnya, Zelensky juga mengatakan dia yakin bahwa ekspor gandum dari Ukraina akan dimulai lagi minggu ini.
Komentarnya muncul setelah kekhawatiran kesepakatan itu bisa berantakan setelah Rusia menargetkan pelabuhan utama Ukraina di Odesa dengan rudal pada Sabtu (23/7/2022).
Sebanyak 20 juta ton biji-bijian diketahui nterperangkap di Ukraina, tidak bisa ke luar karena angkatan laut Rusia menguasai sebagian besar Laut Hitam.
(Susi Susanti)