Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Peneliti Temukan Bukti Baru Bulan Pernah Jadi Bagian dari Bumi

Rahman Asmardika , Jurnalis-Jum'at, 19 Agustus 2022 |15:22 WIB
Peneliti Temukan Bukti Baru Bulan Pernah Jadi Bagian dari Bumi
Ilustrasi. (Foto: Reuters)
A
A
A

ZURICH - Bulan telah dipelajari oleh manusia sejak pertama kali kita melihat ke langit malam, tetapi asal-usulnya tetap menjadi misteri. Bukti lebih lanjut mendukung teori bahwa Bulan pernah menjadi bagian dari Bumi.

Teori yang berlaku di kalangan ilmuwan adalah bahwa sekira 4,5 miliar tahun yang lalu ketika Bumi masih terbentuk dan tertutup lava cair, ia dihantam oleh sebuah benda yang diperkirakan seukuran Mars yang dikenal sebagai Theia.

BACA JUGA: Sains Jelaskan Bulan Satelit Bumi dan Tertulis di Alquran

Diyakini bahwa Theia hancur dalam proses tersebut dan Bumi kehilangan sebagian besar massanya. Tarikan gravitasi dari sisa-sisa Bumi kemudian menahan puing-puing dari peristiwa di orbitnya yang dengan cepat, mungkin dalam waktu kurang dari 100 tahun, terbentuk menjadi Bulan.

Sekarang, berkat penelitian baru yang berasal dari Institut Teknologi Federal Swiss di Zurich, ditemukan lebih banyak bukti untuk mendukung teori tersebut.

Patrizia Will memimpin sekelompok peneliti dalam mempelajari enam meteorit bulan yang ditemukan di Antartika pada awal 2000-an. Di dalamnya dia menemukan manik-manik kaca kecil yang mengandung helium dan neon yang terbentuk selama letusan gunung berapi selama awal kehidupan Bulan.

Gas-gas ini disebut gas mulia karena volatilitasnya yang relatif rendah. Mereka diyakini berasal dari Bumi, yang terbawa ke Bulan ketika satelit itu terbentuk dalam tumbukan hebat yang disebutkan di atas.

Para ilmuwan percaya bahwa karena jumlah yang ditemukan di batu bulan dan meteorit bulan, mereka pasti berasal dari Bumi. Teorinya adalah bahwa setelah tumbukan hebat, gas mulia melayang di sekitar Bumi saat dipanaskan hingga ribuan derajat. Bulan terbentuk pada saat yang sama dan sebagian besar gas mulia mengendap di dalam dan di Bulan, demikian dilansir Sputnik.

BACA JUGA: Mengenal Asteroid Kamo'oalewa, "Satelit Semu" yang Menyerupai Bulan

Seandainya gas-gas itu berasal dari tempat lain, seperti debu yang terbawa angin matahari, para ilmuwan akan memperkirakan jumlahnya jauh lebih sedikit.

Meskipun kelimpahan relatif mereka, mereka masih cukup langka, dan tidak ada penelitian yang dapat membuktikan keberadaan gas di meteorit bulan sebelumnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement