Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Pemberontakan dan Letusan Dahsyat Gunung Kelud Nyaris Menghancurkan Kerajaan Majapahit

Avirista Midaada , Jurnalis-Senin, 22 Agustus 2022 |05:55 WIB
Kisah Pemberontakan dan Letusan Dahsyat Gunung Kelud Nyaris Menghancurkan Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit. (Foto: Istimewa)
A
A
A

KERAJAAN Majapahit di bawah kepemimpinan Jayanagara didera banyak pemberontakan dan masalah. Sang raja yang masih sangat muda dengan watak buruknya disinyalir memunculkan pemberontakan-pemberontakan ini. 

Bahkan hubungan Jayanagara dengan sang Mahapatih Nambi sendiri tak akur. Sosok Nambi yang begitu senior, yang menjadi pejabat kesayangan ayahnya tak membuatnya memiliki arti di mata Jayanagara. 

Bara kebencian terhadap Jayanagara mulai tampak, bahkan para keluarga bangsawan lama, terutama yang berasal dari Kediri. Para keluarga Kediri merasa Jayanagara tidak diberi cukup jatah dalam pemerintahan terpusat Majapahit yang baru. 

Earl Drake menggambarkan dalam bukunya "Gayatri Rajapatni : Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit", dibuktikan dengan sosok Nambi sang mahapatih, pejabat sipil yang ahli dan setia, tetapi selalu digoyang karena peranannya yang kecil selama perang saudara. Bahkan semasa Jayanagara bertahta, lawan-lawannya kembali muncul dan berkampanye dengan penuh hujatan terhadapnya. 

Setelah berbulan-bulan menghadapi deraan fitnah tanpa perlindungan dari raja baru, Nambi memohon izin kepada Jayanagara untuk pulang ke kampung halamannya di lembah. Jayanagara memberikannya izin selama beberapa minggu, tetapi ternyata Nambi memutuskan untuk pensiun dan menjadikan lembah sebagai bentengnya. Diam-diam ia membangun pasukannya sendiri sebagai persiapan untuk mempertahankan diri. 

Jayanagara yang mendengar kabar mundurnya Nambi dari mahapatih lantas menyerahkan jabatan itu kepada Emban, mahapatih baru yang tak berpengalaman. Sederet penasehat pun dilantik Jayanagara, tetapi penasehat itu tidak masuk dalam dewan yang dibentuk oleh mendiang ayahnya. Pemerintahan prematur ini disambut oleh tiga pemberontakan berturut-turut di tiga daerah yang berbeda, yang ditumpas secara sangat kejam. 

Sang Raja sendiri memutuskan untuk terjun langsung memimpin pasukan di medan perang dan menghabisi satu persatu komplotan pemberontakan itu. Pertumpahan darah itu membuat raja Jayanagara akhirnya mengusir Nambi dari istana kerajaan. 

Nambi sendiri memilih kembali ke tanah milik keluarganya yang dihibahkan oleh kerajaan. Tapi ketika dipaksa menyerah tanpa syarat kepada raja muda, Nambi menolaknya. Nambi tak takut dengan Jayanagara, sekalipun Jayanagara mengerahkan 10.000 orang memburunya. 

Benar saja, pertempuran pun akhirnya terjadi. Jumlah pasukan Nambi kalah banyak dari Jayanagara. Satu demi satu pasukan Nambi tumbang, begitu pula dirinya. Kesalahan Nambi tak pernah jelas, kecuali bahwa ia telah membuat sang raja gusar. 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement