PENELITIAN mengungkap orang yang hidup pada zaman Paleolitikum atau biasa dikenal dengan Zaman Batu memburu gajah sebagai sumber makanan yang berharga. Pada zaman itu, makanan yang dianggap paling lezat adalah kepala berukuran raksasa dari binatang jenis gajah yang saat ini sudah punah.
Mengutip BBC News Indonesia, selain menyantap tubuhnya, mereka juga mengkonsumsi kepala besar binatang itu, termasuk dengan memakan otak, lidah, kelenjar dan bahkan tulang kepala dan rahangnya.
Penemuan itu menjelaskan mengapa manusia pada zaman batu mengangkut kepala gajah saat mereka pindah dari satu tempat ke tempat lain.
Sejauh mana manusia zaman Palaeolitik makan gajah masih hangat diperdebatkan. Manusia purba sudah lama diketahui memburu dan makan binatang sebagai sumber protein dan lemak.
"Karnivora merupakan sasaran manusia dari zaman dulu sampai sekarang," kata para peneliti dalam dokumen yang diterbitkan di jurnal Quaternary International.
Namun para ilmuwan mempertanyakan bagaimana gajah bisa disantap karena terlalu besar untuk diburu dan dibunuh.
Kepala gajah dibawa ke mana pun
Manusia purba sebelumnya diduga menyantap gajah bukan sebagai hasil buruan tapi binatang yang sudah mati karena umur atau karena predator lain.
 Baca juga: Pembagian Zaman Pra-Aksara secara Arkeologi, Silakan Disimak!
Studi baru justru menunjukkan bahwa gajah diburu dan kepala mereka dianggap sebagai sumber penting kalori bagi manusia purba.
Bahkan, manusia purba juga mau bersusah payah mengangkut kepala gajah itu kemana mereka pergi.
Aviad Agam dan Ran Barkay dari Universitas Tel Aviv, Israel mengkaji sejumlah situs arkeologi tempat kepala-kepala gajah ditemukan.
Situs ini termasuk yang dihuni manusia purba pada Zaman Kuno, sekitar 1,6 juta sampai 1,3 juta tahun lalu, tempat yang kini adalah Republik Djibouti di Afrika.
Selain itu juga ada situs berumur 800.000 tahun sampai 500.000 tahun di Israel dan situs berumur 150.000 sampai 13.000 tahun di Rusia dan Eropa.
Contohnya adalah Gesher Benot Ya'aqov, situs terbuka Plestocene di lembah Laut Mati, di mana para arkeolog menemukan kerangka kepiting, ikan, kijang dan kura-kura selain 154 gajah.
Kerangka gajah yang ditemukan termasuk tengkorak utuh, sejumlah gigi, gading, cranium dan tulang di seputar otak.
Sebagian tengkorak gajah yang ditemukan dipecah oleh manusia purba yang tinggal di sana.
Kerangka gajah jenis ini adalah gajah yang sudah punah Palaeoloxodon antiquus atau gajah dengan gading lurus.
Spesies gajah ini sangat dekat dengan gajah Asia yang ada sekarang ini, namun lebih besar.
Gajah tentunya juga merupakan mangsa terbesar yang diburu dan dimakan manusia purba.
Gajah gading lurus
Gajah gading lurus yang dulu ditemukan di Eropa dan Asia lima kali lebih besar dibandingkan binatang besar lain saat itu, hippopotamus.
Follow Berita Okezone di Google News