JAKARTA - Raden Wijaya merupakan raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Majapahit. Ia berhasil mendirikan Kerajaan Majapahit seusai menaklukkan Kediri bersama tentara Mongol, untuk kemudian balik menyerang Pasukan Mongol.
Raden Wijaya memiliki hubungan erat dengan Singasari terutama raja terakhir Kertanegara.
Kempat istri cantik Raden Wijaya masih ada kaitannya dengan keturunan Kertanegara dari Singasari.
Kisah percintaan dan asmara Raden Wijaya dimulai saat ia menikahi Tribhuwaneswari yang akhirnya dijadikan permaisuri Majapahit.
Tribhuwaneswari yang memiliki nama lengkap Sri Parameswari Dyah Dewi Tribhuwaneswari pada kitab Negarakertagama sering disingkat menjadi Tribhuwana.
Ia adalah putri sulung Kertanegara raja terakhir Kerajaan Singasari sebelum runtuh diserang oleh Jayakatwang, dari Kediri pada 1292.
Dikisahkan Prasetya Ramadhan pada bukunya "Sandyakala di Timur Jawa 1042 - 1527 M Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan Hindu dari Mataram Kuno II hingga Majapahit", saat penyerangan Jayakatwang, Raden Wijaya hanya sempat menyelamatkan Tribhuwaneswari.
Sementara Gayatri ditawan musuh, rombongan Raden Wijaya pun kemudian menyeberang ke Sumenep meminta perlindungan Arya Wiraraja.
Pada perjalanan menuju Sumenep inilah, Tribhuwaneswari sering dibantu oleh Lembu Sora, abdi setia Raden Wijaya.
Jika pasangan suami istri itu lelah, konon Lembu Sora-lah yang menyediakan perutnya sebagai alas duduk. Jika menyeberang rawa-rawa Lembu Sora menyediakan dirinya untuk menggendong Tribhuwaneswari.
Tak ayal saat Kerajaan Majapahit berdiri dan menetapkan Raden Wijaya sebagai raja pertama, Tribhuwaneswari tentu saja menjadi permaisuri utama.
Ditinjau dari gelarnya sang istri Raden Wijaya ini memiliki Tribhuwana-iswari. Namun demikian di kitab Pararaton, istri tertua Raden Wijaya dituakan di istana justru bernama Dara Petak, putri Kerajaan Dharmasraya, yang melahirkan Jayanagara, sang putra mahkota.
Menurut prasasti Kertarajasa, Tribhuwaneswari disebut sebagai ibu Jayanagara. Dari berita tersebut dapat diperkirakan Jayanagara adalah anak kandung Dara Petak, yang kemudian menjadi anak angkat Tribhuwaneswari sang permaisuri utama.
Hal ini menyebabkan Jayanagara mendapat hak atas tahta sehingga kemudian menjadi raja kedua Majapahit.
Ia memerintah di Majapahit tahun 1309 - 1328 Masehi. Setelah wafat Tribhuwaneswari dimuliakan di Candi Rimbi, di sebelah barat daya Mojokerto, yang diwujudkan sebagai Parwati.
Sri Mahadewi Dyah Dewi Narendraduhita juga disebut menjadi istri kedua Raden Wijaya. Narendraduhita demikian panggilan akrabnya juga merupakan keturunan dari Kertanegara.
Ia merupakan putri ketiga dari Raja Singasari Kertanegara, namun tidak memberikan keturunan.
Keturunan Kertanegara lain yang dipersunting oleh Raden Wijaya adalah Sri Jayendra Dyah Dewi Prajna Paramita atau sering disingkat nama Prajna Paramita atau Pradnya Paramita adalah putri keempat dari Raja Kertanegara. Prajna Paramita adalah istri Raden Wijaya keempat.
Kendati tak memberikan keturunan, dikisahkan Prajna Paramita adalah istri yang paling setia di antara kelima istri Raden Wijaya. Keturunan Kertanegara adalah Gayatri atau Rajapatni. Dari rahim Gayatri, lahir Tribhuwana Tunggadewi dan Rajadewi.
Tribhuwana Tunggadewi inilah yang kemudian menurunkan raja-raja Majapahit selanjutnya.
(Natalia Bulan)