Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Badai Debu 'Terbangkan' Ratusan Tenda Pengungsi Korban Banjir Dahsyat Pakistan

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 14 September 2022 |13:30 WIB
Badai Debu 'Terbangkan' Ratusan Tenda Pengungsi Korban Banjir Dahsyat Pakistan
Badai debu terbangkan ratusan tenda pengungsi banjir dahsyat Pakistan (Foto: AP)
A
A
A

PAKISTAN - Para pejabat di Pakistan mengatakan badai pasir atau debu di kota Sehwan, provinsi Sindh, pada Senin (12/9/2022) telah ‘menerbangkan’ ratusan tenda yang didirikan di pinggir jalan oleh orang-orang yang kehilangan rumah akibat banjir baru-baru ini. Sedangkan hujan yang diperkirakan akan turun lagi pada pertengahan bulan telah mulai mengguyur daerah itu.

Departemen Meteorologi Pakistan pada Senin (12/9/2022) memperkirakan lebih banyak lagi hujan di daerah itu dalam beberapa hari mendatang, menimbulkan ancaman baru bagi para pengungsi yang tinggal di tenda-tenda atau di tempat terbuka di pinggir jalan raya yang ditinggikan.

 Baca juga: Badai Pasir Hantam Dubai hingga Suriah, Kerugian Capai Rp190 Triliun per Tahun

“Desa kami, kota kami, semua terendam. Kami datang ke sini dan tinggal di tenda-tenda. Sekarang tenda-tenda itu terbang, dan cuaca sangat buruk. Hujan telah mulai turun lagi. Adakah yang dapat menolong kami? Tolong bantu kami,” terang korban banjir Ghulam Mohammad, dikutip VOA.

Baca juga: Madinah Diterpa Badai Pasir, Pemulangan Jamaah Kloter 32 SUB Terganggu

Badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mulai bekerja untuk menilai kebutuhan rekonstruksi negara Asia Selatan itu setelah diguyur hujan dengan curah 391 milimeter, atau hampir 190 persen lebih banyak daripada rata-rata curah 30 tahun, pada Juli dan Agustus lalu. Sindh menerima hujan 466% lebih banyak daripada rata-rata.

Banjir akibat hujan monsun yang curahnya mencapai rekor dan pencarian gletser di kawasan pegunungan di bagian utara telah berdampak pada 33 juta jiwa dan menewaskan hampir 1.400 orang, menghanyutkan rumah-rumah, jalan, rel kereta, ternak dan tanaman palawija, dengan perkiraan nilai kerusakan mencapai USD30 miliar.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement