JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menegaskan serangan siber harus menjadi alarm atau peringatan bagi pemerintah untuk meningkatkan keamanan dunia maya.
Mengingat, serangan siber tidak hanya baru-baru ini saja terjadi.
“Sejarah mencatat serangan siber besar-besaran terjadi pada 2017 yang menginfeksi sistem komputer di 150 negara, termasuk di Indonesia,” kata Wapres saat membuka Kongres Mujahid Digital Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Jumat (16/9/2022).
Bahkan dari serangan siber itu melumpuhkan pelayanan kesehatan nasional atau NHS yang menyediakan sebagian besar layanan kesehatan bagi masyarakat Inggris. “Akibat serangan tersebut, seluruh sistem komputer NHS terkunci, ambulans dialihkan, janji temu dengan dokter dibatalkan, dan ruang operasi juga ditutup. Itu kekuatan intervensi siber,” kata Wapres.
“Serangan tersebut menjadi alarm bagi pemerintah negara-negara di dunia maupun perusahaan teknologi tentang ancaman yang nyata dari serangan atas keamanan siber,” tegas Wapres.
Wapres mengatakan meskipun dapat diatasi dan dampaknya tidak permanen, namun terbukti telah melemahkan pertahanan dan ketahanan nasional. “Kita juga sekarang sedang ribut, sehingga pemerintah membentuk tim khusus untuk menangani soal kebocoran ini. Ini siber,” katanya.