Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tragedi Memilukan Pekerja Pabrik yang Cacat Kecelakaan Kerja di Tengah Mimpi India Jadi Negara Industri Dunia

Tim Okezone , Jurnalis-Selasa, 20 September 2022 |07:00 WIB
Tragedi Memilukan Pekerja Pabrik yang Cacat Kecelakaan Kerja di Tengah Mimpi India Jadi Negara Industri Dunia
Keluarga korban/ foto: BBC
A
A
A

JAKARTA - Tangan Ismail Khan gemetar saat ia menunjuk ke lantai dua sebuah bangunan yang terbakar di ibu kota India, Delhi.

Di situlah ia terakhir kali melihat adik perempuannya, yang terjebak dan tidak bisa bernapas, berusaha mati-matian menemukan jalan keluar karena bangunan itu penuh oleh asap dan api.

 BACA JUGA:Kasus Korupsi Lukas Enembe Masuk Daftar 10 Besar di Papua, Ada Dana Rp560 Miliar untuk Judi

Muskan, 21 tahun, termasuk di antara 27 orang yang meninggal dalam kebakaran besar yang terjadi pada bulan Mei di sebuah unit manufaktur elektronik di gedung empat lantai tersebut.

Dalam hari-hari setelah kebakaran, seorang pejabat tinggi polisi mengatakan kepada media bahwa pemilik gedung belum mendapatkan sertifikat izin dari pemadam kebakaran dan polisi sebelum menyewakan tiga lantai bangunan tersebut kepada dua bersaudara yang menjalankan unit manufaktur.

Sebagaimana dilansir dari BBC, Senin (19/9/2022), petugas hubungan masyarakat polisi Delhi juga mengatakan bahwa unit itu tidak memiliki "lisensi yang diperlukan" untuk beroperasi.

 BACA JUGA:Punya 80% Bahan Baku Nikel, Industri Baterai Kendaraan Listrik RI Bakal Jadi Market Leader Asean

BBC menelepon pemilik pabrik beberapa kali tetapi tidak menerima jawaban. BBC juga berusaha menghubungi pengacara mereka tetapi ia menolak menjawab pertanyaan.

India berambisi untuk menjadi pusat kekuatan industri, dengan skema dan reformasi pemerintah yang dirancang untuk mendorong investasi dan inovasi. Namun tragedi seperti kebakaran Delhi sudah terlalu sering terjadi, dengan para pekerja yang putus asa dan rentan seringkali menjadi pihak yang harus menanggung akibatnya.

Kecelakaan industri menewaskan ratusan orang dan mengakibatkan ribuan orang cacat permanen setiap tahun. Seorang menteri federal mengatakan kepada parlemen pada tahun 2021 bahwa setidaknya 6.500 pekerja meninggal dunia saat bekerja di pabrik, pelabuhan, tambang, dan lokasi konstruksi dalam lima tahun terakhir.

Aktivis buruh, yang telah bekerja di lapangan selama bertahun-tahun, mengatakan bahwa angka-angka tersebut bisa jadi lebih tinggi karena ada banyak insiden yang tidak dilaporkan atau dicatat.

Menurut data yang dikumpulkan oleh serikat pekerja global IndustriAll, sektor-sektor seperti manufaktur, bahan kimia, dan konstruksi di India melaporkan jumlah kematian terbanyak.

Pada tahun 2021 saja, dikatakan rata-rata tujuh kecelakaan dilaporkan setiap bulan di industri manufaktur India, menewaskan lebih dari 162 pekerja.

Selama bertahun-tahun, laporan berita telah menyoroti bahwa para pekerja di "pabrik kecil dan tidak terdaftar" seringkali menjadi pihak yang paling terdampak oleh kecelakaan industri. Korban biasanya adalah pekerja miskin atau migran yang keluarganya tidak memiliki sumber daya untuk menggugat lewat jalur hukum.

'Saya ingin keadilan'

Rakesh Kumar sering terbangun berteriak di tengah malam. Ia kehilangan tiga putrinya dalam kebakaran di pabrik Delhi, tempat mereka merakit ruter Wi-Fi dengan upah masing-masing 8,000 rupee (Rp1,5 juta) sebulan.

"Putri-putri saya pasti sangat menderita," katanya.

Keluarga menunggu berita tentang mereka berhari-hari setelah kebakaran, sampai polisi memanggil mereka untuk melakukan identifikasi jenazah putri mereka yang hangus dengan tes DNA. Putri-putrinya akhirnya dikremasi sebulan setelah kebakaran.

"Saya ingin keadilan untuk mereka," kata Kumar.

Sangeeta Roy, 50 tahun, kehilangan lengan saat menggunakan mesin pemotong kardus di perusahaannya tiga tahun yang lalu. Ia mengatakan ia tidak menerima kompensasi apa pun dari majikannya dan harus menunggu tiga tahun untuk mendapatkan bantuan pemerintah bagi pekerja yang terluka.

Tidak ada data nasional resmi tentang pekerja yang menjadi cacat karena kecelakaan industri. Tetapi survei baru-baru ini oleh organisasi nirlaba Safe in India Foundation, yang dilakukan terutama di pabrik manufaktur suku cadang kendaraan di India utara, mengatakan 3.955 kecelakaan serius terjadi antara 2016 dan 2022.

Tujuh puluh persen dari yang terluka kehilangan jari-jari mereka atau menghancurkan tangan mereka saat menggunakan mesin pres logam.

India adalah pusat manufaktur mobil utama di Asia Selatan, mempekerjakan sekitar 10 juta pekerja. Sebagian besar manufaktur dikontrakkan dan disubkontrakkan ke perusahaan yang lebih kecil.

Pendiri organisasi nirlaba itu, Sandeep Sachdeva, mengatakan kepada BBC bahwa banyak negara bagian tidak melaporkan kasus-kasus seperti itu secara akurat.

(Nanda Aria)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement