Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Perempuan Pertama yang Mengenakan Jilbab pada Ajang Pacuan Kuda di Inggris

Tim Okezone , Jurnalis-Rabu, 21 September 2022 |06:00 WIB
Kisah Perempuan Pertama yang Mengenakan Jilbab pada Ajang Pacuan Kuda di Inggris
Khadijah Mellah/Foto: BBC
A
A
A

JAKARTA - Seorang remaja asal London, Khadijah Mellah, tampil di lomba pacuan kuda Glorious Goodwood dan mengukir sejarah di depan 25.000 orang.

Pelajar berusia 18 tahun itu diyakini sebagai orang pertama di Inggris yang tampil dalam lomba pacuan kuda dengan mengenakan jilbab.

 BACA JUGA:Anies Ungkap Isi Pertemuannya dengan Hary Tanoe

Dia tampil di kejuaraan Magnolia Cup pada 2019 silam, disebuah gelaran yang khusus diperuntukan bagi joki amatir untuk kepentingan amal, yang semua pesertanya perempuan.

Khadijah akan tampil bersama mantan atlet Olimpiade yang kini menjadi joki kuda, Victoria Pendleton, presenter BBC Alexis Green dan model TV Vogue Williams.

"Sejak belia, saya ingin menjadi orang yang dikenal publik," kata Khadijah dinukil dari BBC, Selasa (20/9/2022).

 BACA JUGA:Deretan Dewa dan Dewi Paling Penting dari Zaman Peradaban Mesir

"Saya mulai menerima pesan-pesan dari remaja Muslim dan itu membuat saya sangat senang mendengar bahwa saya bisa memengaruhinya secara positif."

Khadijah mulai menunggang kuda semenjak tujuh tahun berlalu, tetapi belum pernah ikut lomba pacuan kuda sebelum April tahun ini. Dia mengaku telah berlatih di Newmarket untuk dapat tampil maksimal di Goodwood Festival.

"Saya benar-benar menikmati percakapan masyarakat yang ingin tahu (siapa saya)," ungkap Khadijah.

"Terkadang sulit menjelaskan secara berulang-ulang perihal latar belakang saya kepada banyak orang berbeda, tetapi umumnya saya suka menjelaskan dari mana saya dan bagaimana saya sampai di tempat saya sekarang."

Menurut Yayasan Olahraga Wanita Muslim, jumlah joki perempuan berlatar Muslim di Inggris - dulu dan sekarang - hanya "satu digit".

"Ketika saya menunggangi kuda di Newmarket, saya benar-benar mencoba mengenali apakah ada perempuan kulit berwarna lainnya, dan ternyata hanya ada satu dari 200 joki," katanya.

"Tapi itu tidak mengganggu saya; itu berarti saya akhirnya melakukan komunikasi dengan banyak orang dan ini merupakan keterhubungan yang luar biasa, jadi saya senang," ujar Khadijah.

"Hal itu sekaligus membuat saya mendapatkan berkah, karena tidak banyak orang mendapatkan kesempatan untuk mewakili. Itu membuat hidup saya makin bermakna."

Dalam film dokumenter berjudul Riding A Dream yang mengisahkan sosok Khadijah, di mana dia berkata: "Ada cukup stereotip di seputar kaum perempuan muda Muslim, di mana mereka digambarkan tidak dapat mewujudkan keinginan dan impian mereka di cabang olahraga yang disukainya."

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement