Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Benarkah Lagu Genjer-Genjer Milik PKI? Teman Pencipta Lagu Ungkap Hal Ini

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Jum'at, 30 September 2022 |06:36 WIB
Benarkah Lagu Genjer-Genjer Milik PKI? Teman Pencipta Lagu Ungkap Hal Ini
Foto jadul yang memuat empat pemuda, salah satunya Muhammad Arief pencipta lagu Genjer-Genjer. (Foto: Dok Keluarga via BBC News Indonesia)
A
A
A

GENJER-Genjer adalag lagu berbahasa Using yang diciptakan Muhamad Arief seniman Banyuwangi pada 1940-an. Lagu tersebut dianggap sebagai lagu milik Partai Komunis Indonesia (PKI), setelah peristiwa G30SPKI.

BBC News Indonesia menuliskan, propaganda militer ketika itu menyebutkan lagu Genjer-Genjer merupakan lagu PKI dan "lagu pembunuhan" enam jenderal di kawasan Lubang Buaya, Jakarta, seperti digambarkan dalam film Penghianatan G30S/PKI yang ditayangkan di televisi nasional selama masa pemerintahan Orde Baru.

Lagu Rakyat

Menurut Hanani, Arief memiliki jiwa seni yang kuat, meski pernah menjadi tentara rakyat di zaman penjajahan Belanda dan Jepang, minat terhadap seni tak pernah padam.

Sampai kemudian dia memimpin grup kesenian yang cukup besar di Banyuwangi Sri Muda yang merupakan bagian dari kelompok seni Lekra, yang sering kali dikaitkan sebagai organisasi bawah PKI.

Aslinya Genjer-Genjer dimainkan oleh angklung, alat musik yang dikuasai Arief.

"Bapak dulu membuat angklung sendiri, mencari bambu dan membuatnya sampai menjadi alat musik angklung," kata Hanani.

Budayawan Banyuwangi yang mengenal Arief, Hasnan Singodimayan, mengatakan lagu itu menggambarkan penderitaan dan kemiskinan rakyat di zaman penjajahan Jepang.

 Baca juga: Kisah Massa PKI Membabat Habis Hutan Adat Wonosadi yang Terkenal Angker

“Itu zaman Jepang beras diambil, nasi diambil pada zaman Jepang. Tersisa apanya? Tertinggal Genjer-Genjer ya itu dimakan saja. Orang Banyuwangi makan genjer-genjer, padahal sayuran lainnya juga ada tapi diambil Jepang yang ada genjer-genjer jadi makan saja. Jadi ada orang biasa seniman teman saya namanya Arief, tidak ada PKI,” jelas Hasnan.

Ketika itu, menurut Hasnan lagu Genjer-Genjer sangat populer, tetapi kemudian ketika peristiwa 65 ada yang mengubah lirik lagu dikaitkan dengan pembunuhan para jenderal dan organisasi perempuan Gerwani yang dituduh terkait dengan PKI.

"Iya yang mengubah itu siapa tidak tahu. PKI sendiri atau bisa saja musuhnya PKI tidak tahu? Tujuannya apa itu? Tidak tahu," kata Hasnan.

"Iya karena itu lagunya rakyat, tidak ada hubungan dengan partai. Sangat populer, sekarang anda tahu lagu umbul- umbul blambangan sangat populer ya seperti itu. Setelah tahun 1965 kok keluar jenderal-jenderal ya marah para tentara,” jelas Hasnan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement