Politikus senior itu kemudian memimpin aliansi oposisi menuju kemenangan bersejarah dalam pemilihan umum 2018 yang menggulingkan UMNO, dan membuka jalan pada pengadilan Najib Razak.
Mahathir menjadi kepala pemerintahan tertua di dunia pada usia 93 tahun, dan mengawasi tuduhan korupsi terhadap Najib dan para pemimpin UMNO lainnya. Namun aliansi reformisnya runtuh dalam waktu kurang dari dua tahun karena pembelotan, mengembalikan UMNO ke tampuk kekuasaan di bawah pemerintahan koalisi baru.
Pada 2020 Mahathir membentuk partai oposisi Pejuang dan aliansi baru dengan beberapa partai kecil. Dia tetap mendorong oposisi terhadap UMNO yang dia tuduh berusaha membebaskan Najib dari vonis 12 tahun penjara yang dijatuhkan pengadilan atas kasus korupsi 1MDB
“Jika mereka (UMNO) memenangkan pemilihan ini, langkah pertama mereka adalah meminta (raja Malaysia) untuk mengampuni Najib. Pada saat ini, mereka telah mengajukan permintaan tetapi belum diampuni,” kata Mahathir.