RIYADH - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menelepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Jumat (14/10/2022) untuk memberikan bantuan kemanusiaan sebesar USD4 juta (Rp6 triliun).
Menurut Saudi Press Agency yang dikelola pemerintah, bantuan ini untuk mengurangi penderitaan warga Ukraina setelah krisis.
Putra mahkota juga mengatakan bahwa posisi Arab Saudi adalah mendukung "de-eskalasi" dan bahwa kerajaan siap untuk "melanjutkan upaya mediasi," antara Ukraina dan Rusia.
Seperti diketahui, pada pekan lalu, OPEC+, kartel minyak yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia, sepakat untuk memangkas produksi sebesar 2 juta barel per hari, dua kali lipat dari perkiraan para analis, dalam pemotongan terbesar sejak pandemi Covid-19.
Baca juga: Bangun Resor Mewah Rp7 Miliar, Arab Saudi Akan Bolehkan Miras dan Pakai Bikini
Kampanye tekanan yang intens oleh Amerika Serikat (AS) untuk menghalangi sekutu Arabnya dari pemotongan menjelang keputusan tampaknya tidak didengar.
Baca juga: Berubah Pikiran, Putra Mahkota Arab Saudi Tidak Akan Hadir di Pemakaman Ratu Elizabeth II
Para pejabat AS menyatakan ketidaksenangan atas langkah OPEC dan Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada CNN pada Selasa (11/10/202) bahwa Washington sekarang harus "memikirkan kembali" hubungannya dengan Riyadh.
Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir membantah ada motif politik di balik pemotongan tersebut.
“Arab Saudi tidak berpihak pada Rusia,” katanya kepada CNN.
“Arab Saudi mengambil sisi untuk mencoba memastikan stabilitas pasar minyak,” lanjutnya.
(Susi Susanti)