Menurut laporan terbaru yang disusun oleh Brazilian Network for Food Security, lebih dari 33 juta orang di Brasil hidup dalam kelaparan.
Penelitian terbaru yang dirilis pada Juni lalu itu juga menemukan lebih dari setengah populasi Brasil menderita kerawanan pangan.
Badan Pangan PBB melaporkan tahun lalu di Madagaskar bagian selatan, orang-orang makan daun kaktus, akar liar, hanya untuk menenangkan rasa lapar mereka.
Buah itu mungkin membantu keluarga Fefiniaina bertahan hidup, tapi buah itu tidak mengandung vitamin dan mineral yang mereka butuhkan.
Anaknya yang berusia empat tahun adalah salah satu di antara anak-anak yang mendapat perawatan karena malnutrisi.
"Bahkan jika kita memiliki sedikit hujan, kita bisa mendapatkan panen. Kita bisa makan ubi, singkong, dan buah-buahan," katanya.
"Dan kita tidak perlu makan buah kaktus,” lanjutnya.
Fefiniaina adalah ibu muda berusia 25 tahun dengan dua anak yang tinggal di Madagaskar, pulau yang terletak di Samudra Hindia.
Curah hujan yang rendah selama dua tahun terakhir telah menghancurkan persawahan dan memusnahkan ternak.
Menurut PBB, kondisi ini juga yang membuat lebih dari satu juta orang menuju kelaparan,
Fefiniaina tinggak di kota Amboassary, salah satu yang paling terdampak kekeringan di Madagaskar.
Dia dan suaminya hidup dengan menjual air.
"Saat saya mendapat uang, saya membeli beras atau singkong. Ketika saya tak punya apa-apa saya terpaksa makan buah kaktus merah dan tidur dengan rasa lapar," ujarnya kepada BBC melalui penerjemah UNICEF.
"Kebanyakan orang-orang di sini makan buah kaktus. Rasanya sedikit seperti asam,” lanjutnya.
.
"Kami telah memakannya sejak empat bulan terakhir dan kini kedua anak saya menderita diare,” terangnya.