INDIA - Kelaparan, kemiskinan, perang dan penyakit adalah beberapa faktor yang bisa mengubah drastis pola makanan yang kita konsumsi. Dalam kondisi yang ekstrem itu, orang-orang yang putus asa terpaksa memakan lumpur, buah kaktus, bunga, tikus, tulang belulang atau kulit binatang, demi bisa bertahan hidup.
Kelaparan yang parah, kurang gizi dan malnutrisi menjadi tantangan sehari-hari di berbagai belahan dunia dan skalanya sangat besar:
Badan Pangan Dunia (WFP) mengatakan sebanyak 828 juta orang tidur dalam kondisi lapar setiap malam dan 345 juta menghadapi kerawanan pangan akut.
Baca juga: 2,2 Juta Balita di Yaman Menderita Kelaparan, Ancaman Kelaparan Semakin Parah
BBC berbincang dengan empat orang dari berbagai belahan dunia yang mengalami kelaparan ekstrem dan bertanya pada mereka cara mereka bertahan hidup.
Baca juga: Kekeringan Parah di Tanduk Afrika, Nyaris 1 Juta Orang Terancam Kelaparan
"Saya sudah makan tikus sejak kecil dan tak pernah mengalami masalah kesehatan. Saya memberi makan tikus kepada cucu saya yang berusia dua tahun. Kami terbiasa dengan itu," tutur Rani yang tinggal di India bagian selatan kepada BBC.
Perempuan berusia 49 tahun itu tinggal di dekat Chennai, dan merupakan bagian dari komunitas masyarakat yang paling termarjinalkan di India - dia meninggalkan bangku sekolah di tahun ke-limanya.
Dalam kultur India yang punya hierarki kasta, orang-orang seperti Rani selama bertahun-tahun menderita karena diskriminasi.
Rani bekerja untuk sebuah LSM yang menyelamatkan orang-orang komunitasnya - Irula - yang terjebak sebagai buruh yang terikat.