Prof. Kuncoro menyarankan untuk tidak langsung mencari di titik tinggi. Mengingat pendaki yang hilang bukan bertujuan melakukan pendakian ke puncak, melainkan melakukan ritual. Relawan nantinya melakukan penggalian informasi dimana saja titik-titik yang umum dijadikan tempat tersebut.
Relawan Penyelamatan Pendaki Gunung Lawu juga diminta mematuhi arahan sesuai standar operasi oleh koordinator operasi lapangan setempat. Mapping atau pemetaan yang dikoordinasi bersama relawan lain akan mempermudah penyisiran dan mengurangi kemungkinan duplikasi titik sisir.
Relawan SAR UNS telah berpengalaman ketika bertugas di beberapa wilayah Indonesia seperti di Bogor, Lumajang, dan lain-lain. Bahkan, evakuasi pendaki di Gunung Lawu bukan pertama kali dilakukan oleh SAR UNS.
“Setiap ada kejadian di sana, pasti SAR UNS peduli dan berperan. Harapannya pendaki tersebut bisa segera ditemukan dengan selamat. Harapannya yang tertinggi ini. Bagaimana caranya bisa ditemukan,” pungkas Prof. Kuncoro.
(Nanda Aria)