SEOUL - Mereka yang berhasil melarikan diri dari kekacauan di tragedi berdarah Pesta Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan (Korsel) telah membagikan kisah mereka tentang apa yang mereka lihat di lapangan melalui akun di media sosial (medsos).
Seperti diketahui, tragedi berdarah Pesta Halloween ini telah menewaskan 151 orang dan 82 orang terluka.
Salah satu saksi mata Sung Sehyun, mengatakan kepada CNN bahwa ruang jalan itu seperti ‘kereta bawah tanah yang macet. Para pengunjung pesta mengenakan kostum yang begitu ketat sehingga mereka sulit untuk bergerak.
“Saya melihat orang-orang pergi ke sisi kiri dan saya melihat orang itu pergi ke sisi yang berlawanan. Jadi, yang di tengah macet, tidak bisa berkomunikasi, tidak bisa bernapas,” katanya.
Baca juga: Selain Tragedi Berdarah Pesta Halloween, Ini 5 Kasus Kematian Paling Parah di Dunia
“Saya beruntung bisa melewati (tapi) satu jam kemudian, saya mendengar orang terbunuh. Karena orang-orang terinjak … dan orang-orang macet bersama,” lanjutnya.
Bahaya situasi juga tidak mencapai banyak orang lain sampai terlambat. Ah Su Jo berkata orang-orang mulai mendorong dan ada banyak teriakan. Dia akhirnya berhasil mengambil jalan memutar dan melarikan diri ke tempat yang aman tetapi melihat orang-orang memanjat gedung untuk bertahan hidup.
“Saat itu saya menyadari betapa seriusnya itu. Sebelum saya benar-benar tidak bisa mengatakannya. Ambulans dan polisi biasanya menghadiri acara-acara besar ini,” ujarnya.
“Ada juga polisi yang berteriak tapi kami tidak bisa memastikan (apakah itu) polisi sungguhan karena begitu banyak orang yang memakai kostum,” ungkapnya.
Sementara itu, pihak berwenang Korea Selatan telah menerima setidaknya 3.580 laporan orang hilang pada pukul 12 malam. waktu setempat pada hari Minggu (11 malam ET Sabtu), menyusul tragedi berdarah pesta Halloween di Seoul yang menewaskan sedikitnya 151 orang.
Pemerintah Metropolitan Seoul mengatakan telah menyiapkan ruang situasi untuk insiden tersebut di pusat komunitas terdekat dan menerima laporan melalui kunjungan dan panggilan telepon. Pemerintah juga menambahkan bahwa peringatan publik akan didirikan.
(Susi Susanti)