Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pilpres Brasil: Bolsonaro Tidak Akui Kekalahan, Transisi Kekuasaan Akan Dimulai

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 02 November 2022 |05:46 WIB
Pilpres Brasil: Bolsonaro Tidak Akui Kekalahan, Transisi Kekuasaan Akan Dimulai
Presiden Jair Bolsonaro berpidato setelah kekalahannya dalam pemilihan Presiden Brasil, Brasilia, Brasil, 1 November 2022. (Foto: Reuters)
A
A
A

BRASILIA - Presiden petahana Brasil Jair Bolsonaro pada Selasa, (1/11/2022) berpidato untuk pertama kalinya sejak kalah dalam pemilihan putaran kedua pada Minggu, (30/10/2022). Dalam pidatonya, Bolsonaro tidak mengakui kekalahan dari saingannya, politikus sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva dan mengatakan bahwa bungkamnya dia merupakan buah dari "kemarahan dan rasa ketidakadilan" atas pemungutan suara.

BACA JUGA: Selisih Suara Tipis, Bolsonaro Masih Ogah Akui Kekalahan dalam Pilpres Brasil 

Kepala stafnya, Ciro Nogueira, berbicara setelah pidato publik singkat Bolsonaro, mengatakan Bolsonaro telah memberinya wewenang untuk memulai proses transisi dengan perwakilan sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva.

Bolsonaro membutuhkan lebih dari 44 jam untuk membuat pernyataan publik pertamanya sejak pemilihan diputuskan oleh otoritas pemilihan, menjadikannya presiden Brasil pertama yang kalah dalam pemilihan ulang. Dia masih belum berbicara dengan Lula, demikian diwartakan Reuters

Di tengah kebisuannya, para pendukung memblokir jalan raya untuk memprotes kekalahannya, dengan beberapa menyerukan kudeta militer untuk menghentikan mantan Presiden Lula kembali berkuasa. Keterlambatan Bolsonaro dalam mengakui pemilihan Lula menimbulkan ketakutan bahwa dia akan menentang hasil pemilihan yang berselisih tipis.

Dalam pidato nasional pada Selasa yang berlangsung hanya beberapa menit, Bolsonaro berterima kasih kepada warga Brasil yang memilih dia dan menegaskan kembali bahwa dia akan mengikuti konstitusi negara, yang menetapkan transisi kekuasaan pada 1 Januari.

Dia menyebut demonstrasi sebagai "gerakan populer" dan mengatakan mereka harus menghindari penghancuran properti atau "menghalangi hak untuk datang dan pergi". Namun, itu mungkin tidak cukup untuk meredakan protes di seluruh Brasil oleh kelompok-kelompok kecil pendukungnya, yang mulai menyebabkan gangguan ekonomi.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement