Latihan ini juga menindaklanjuti laporan intelijen bahwa Pyongyang sedang mempersiapkan uji coba senjata nuklir pertamanya sejak 2017.
Korea Utara diketahui telah meluncurkan serangkaian rudal dalam beberapa pekan terakhir sebagai tanggapan atas berbagai latihan tersebut.
Pyongyang pada Oktober lalu mengatakan bahwa peluncuran misilnya adalah "simulasi" serangan nuklir di Selatan.
Mereka mengklaim telah berhasil mensimulasikan serangan ke pangkalan militer, pelabuhan dan bandara Korea Selatan, dan mengatakan bahwa rudal itu dirancang untuk membawa senjata nuklir taktis.
Pada September lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyatakan Pyongyang adalah kekuatan nuklir yang "tidak dapat diubah" dan undang-undang yang direvisi, yang memungkinkannya untuk menggunakan senjata nuklir secara pre-emptive. Kebijakan sebelumnya adalah hanya menggunakan senjata sebagai respons terhadap serangan.
Korea Utara juga telah meningkatkan frekuensi penembakan misilnya tahun ini, melakukan lebih dari 40 peluncuran sejauh ini, tertinggi yang pernah ada.
Meskipun sanksi melumpuhkan, Pyongyang telah melakukan enam uji coba nuklir antara 2006 dan 2017.
(Susi Susanti)