JAKARTA – Pada 10 November 1945 Kota Surabaya menjadi medan pertempuran dahsyat antara pejuang Indonesia dengan tentara sekutu yang dipicu oleh tewasnya seorang jenderal Inggris. Peristiwa Pertempuran Surabaya, yang merupakan pertempuran dahsyat pertama pejuang Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, saat ini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
BACA JUGA: Mengenal Laskar Hisbullah, Tentara di Pertempuran Surabaya 10 November dari Ulama dan Santri
Sebelum pertempuran bersejarah itu pecah, telah terjadi kontak senjata tiga hari, pada 28-30 Oktober 1945 antara tentara Inggris dengan pejuang Surabaya di beberapa titik kota. Saat itu, sejumlah pasukan Inggris yang bertempur dengan arek Surabaya terkepung dan terperangkap di Gedung Internatio di daerah Krembangan.
Mengutip buku ‘The British Occupation of Indonesia: 1945-1946” karya Richard McMillan, tentara Inggris mengutus Brigjen Aubertin Walter Sothern Mallaby bersama Kapten Shaw, Smith dan Laughland untuk berbicara dengan Mayor Venugopal, komandan Mahratta ke-5 dan 6 dari Kompi D – pasukan Inggris yang terkepung di Gedung Internatio.
Dengan dikawal sejumlah pemimpin Surabaya, seperti Roeslan Abdulgani, Soedirman, Sungkono, Doel Arnowo dan Kundan, tokoh masyarakat India di Surabaya yang bertindak sebagai penerjemah, Mallaby dan rombongan tiba di Gedung Internatio. Konvoi Mallaby disambut kerumunan masssa arek-arek Suroboyo yang berkumpul di sekitar gedung.
BACA JUGA: Tokoh-Tokoh Penting dan Perannya di Pertempuran Surabaya 10 November 1945
Kapten Shaw yang diberi mandat oleh Mallaby masuk ke Gedung Internatio untuk untuk berbicara dengan Mayor Venugopal. Namun, di saat pembicaraan berlangsung, terdengar suara tembakan dari dalam gedung, memicu para pemuda Surabaya yang berkerumun di luar gedung bereaksi membalas tembakan.
Di tengah baku tembak, dua pemuda muncul di balik pintu mobil dan Kapten Laughland melihat keduanya mencoba membuka katup bensin mobil mencoba mengusir mereka dengan tembakan peringatan karena takut mobil akan dibakar.