TEHERAN - Para pengunjuk rasa di Iran membakar rumah leluhur pendiri Republik Islam, Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Gambar yang diposting di media sosial menunjukkan bagian dari bangunan di kota Khomein dibakar.
Kantor berita telah memverifikasi lokasi video tersebut, tetapi otoritas regional membantah telah terjadi serangan pembakaran, demikian diwartakan BBC.
BACA JUGA: Dianggap Melawan Tuhan, Iran Perintahkan Hukuman Mati ke 5 Orang Pengunjuk Rasa Anti Pemerintah
Ayatollah Khomeini konon lahir di rumah yang kini menjadi museum yang memperingati hidupnya.
Khomeini adalah pemimpin revolusi Islam Iran pada 1979, yang menggulingkan pemimpin negara pro-Barat, Shah Mohammad Reza Pahlavi, dan mengantarkan negara teokratis yang masih ada sampai sekarang.
Dia menjabat sebagai pemimpin tertinggi pertama Iran sampai kematiannya pada 1989, yang masih ditandai dengan hari berkabung setiap tahunnya.
Video media sosial dari Khomein menunjukkan puluhan orang bersorak saat kebakaran terjadi. Sebuah jaringan aktivis mengatakan rekaman itu diambil pada Kamis, (17/11/2022) malam.
Namun, kantor pers kabupaten Khomein kepada kantor berita semi-resmi Tasnim, membantah ada serangan terhadap rumah tersebut.
BACA JUGA: Kelompok HAM Klaim Pasukan Keamanan Iran Tewaskan 326 Orang dalam Aksi Protes Nasional
Badan tersebut mengatakan sejumlah kecil orang telah berkumpul di luar rumah dan kemudian membagikan video rumah tersebut, dengan mengatakan bahwa itu terbuka untuk "peziarah dan pecinta almarhum Imam".
"Pintu rumah mendiang pendiri revolusi besar terbuka untuk umum," tambah agensi tersebut.
Kebakaran di rumah leluhurnya adalah salah satu insiden terbaru dalam gelombang demonstrasi nasional yang diarahkan pada penggantinya, Ayatollah Ali Khamenei, dan pemerintahannya.
Protes terhadap pendirian ulama Iran meletus dua bulan lalu setelah kematian dalam tahanan Mahsa Amini, seorang wanita berusia 22 tahun yang ditahan oleh polisi moralitas karena diduga melanggar aturan jilbab yang ketat.
Lima anggota pasukan keamanan tewas dalam kerusuhan terbaru pada hari Kamis, menurut media pemerintah Iran.
Sementara itu, pemakaman pemuda Iran yang dikatakan telah dibunuh oleh pasukan keamanan memicu demonstrasi baru pada hari Jumat.
Kerumunan yang meneriakkan "matilah Ali Khamenei" berkumpul di barat daya kota Izeh untuk pemakaman seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun, Kian Pirfalak, yang ditembak mati oleh pasukan keamanan, menurut keluarganya, meskipun para pejabat membantahnya. .
Ada protes lebih lanjut di kota Tabriz, Mahabad dan Zahedan atas kematian warga sipil yang disalahkan pada pasukan keamanan.
(Rahman Asmardika)