KUALA LUMPUR - Pemilihan umum di Malaysia berakhir dengan hasil yang tidak konklusif. Hasil pemilihan Ini telah memunculkan parlemen gantung pertama dalam sejarah negara itu. Parlemen gantung adalah situasi dimana tidak ada mayoritas di dalam parlemen.
Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim mengamankan kursi terbanyak, tetapi aliansi Pakatan Harapannya jauh dari mayoritas.
BACA JUGA: Malaysia Gelar Pemilu pada 19 November 2022, Diperkirakan Habiskan Biaya Rp3,3 Triliun
Diwartakan BBC, koalisi yang berkuasa, yang dipimpin oleh Ismail Sabri Yaakob, mengalami kekalahan elektoral terburuk yang pernah ada, memenangkan hanya 30 dari 178 kursi yang diperebutkan.
Sementara itu politikus veteran Mahathir Mohamad kehilangan kursinya, menderita kekalahan pertamanya dalam 53 tahun.
Pada usia 97 tahun, Mahathir telah mendominasi politik Malaysia selama beberapa dekade, pertama kali menjabat sebagai perdana menteri negara itu dari 1981 hingga 2003, dan dia dipuji atas transformasi ekonomi negara yang cepat dari 1980-an.
Malaysia sekarang secara politik tidak stabil, setelah melihat tiga perdana menteri sejak pemilih pergi ke tempat pemungutan suara pada 2018.
Mantan partai berkuasa UMNO mengalami kinerja pemilu terburuknya. Pemilih malah beralih ke Perikatan Nasional dan partai Islam konservatif PAS.