BANDUNG BARAT - Desa Suntenjaya merupakan sebuah desa yang berada di Lembang, Bandung Barat. Mayoritas masyarakatnya merupakan petani, termasuk peternak.
Suntenjaya yang telah menjadi bagian dari Kampung Berseri Astra (KBA) ini sudah mempraktikan pertanian berkelanjutan atau pertanian terintegrasi. Intinya, konsep pertanian terintegrasi menggabungkan sektor peternakan dan perkebunan. Tujuan dari pertanian berkelanjutan adalah untuk meningkatkan kualitas panen, menjaga tatanan alam dan masyarakat, serta membangun kesejahteraan masyaraka
“Dengan adanya pembinaan dari Astra, warga mulai memahami dan mempraktikkan cara menghasilkan kebutuhan dasar dalam menjalankan usaha pertanian dan peternakan yang berkelanjutan, seperti pupuk, makanan, dan pakan ternak dengan menerapkan sistem pertanian terintegrasi,” ujar penggerak KBA Suntenjaya, Gunawan Azhari, Sabtu 26 November 2022.
Contoh penerapan sistem pertanian terintegrasi di KBA Suntenjaya yaitu dengan pemanfaatan kotoran hewan ternak untuk diproses menjadi pupuk organik ramah lingkungan dengan metode vermicomposting atau yang biasa dikenal kascing (bekas cacing).
Kascing tersebut lalu dimanfaatkan oleh warga untuk memenuhi kebutuhan pupuk dalam budidaya sayuran yang ramah terhadap lingkungan. Salah satu petani di Suntenjaya, Rifki menambahkan, semua kotoran yang berasal dari hewan ternak, baik itu kambing atau sapi, diolah agar bisa menjadi pupuk.
"Termasuk dari ternak yang kita potong, isi perutnya kita bersihkan dan kotoran (dari jeroan) itu juga kita manfaatkan agar menjadi pupuk untuk tanaman," jelas dia.
Di sekitar kandang ternak, dia juga memanfaatkan berbagai macam tanaman, antara lain tanaman hias, tanaman konsumsi, hingga tanaman herbal untuk membuat kondisi lingkungannya menjadi tetap indah dan sehat.
"Ada juga tanaman yang kalau malam itu mengeluarkan wangi. Jadi kalau malam, bau dari kandang akan terkikis dengan wangi tanaman itu. Kalau siang kan ada sinar matahari yang mengatasi masalah baunya," terang dia.
Di sisi lain, limbah pertanian dapat digunakan untuk pakan ternak dan dikompos untuk menjadi pupuk. Petani, tentu saja mendapatkan keuntungan karena hal ini mengurangi biaya pembelian pakan ternak dengan pemanfaatan limbah sayur sebagai sumber pakan ternak dan sumber pupuk organik.
Rifki mengakui, selain ramah lingkungan, hasil dari usaha pertanian yang mengarah pada prinsip pertanian tanpa limbah (zero waste) tersebut juga dapat meningkatkan pendapatan petani, termasuk para peternak.
Salah satu contoh lain petani yang mendapatkan manfaat dari pertanian berkelanjutan ini adalah Syarif. Berkah dari sistem pertanian berkelanjutan dipadukan dengan kondisi alam Suntenjaya membawa keuntungan untuk para petani.
Dirinya yang menanam buah stoberi, mendapatkan manfaatkan dari semua hal tersebut. Posisi Suntenjaya yang berada di sekitar ketinggian 1.400-an meter di atas permukaan laut (mdpl) sangat cocok untuk menanam stroberi.
"Kalau ditanam di bawah ketinggian 1.000 mdpl, pohon stroberi tidak mau berbuah," jelas dia.
Soal rasa, stroberi dari Suntenjaya ini memang sangat terasa lebih nikmat dari yang biasa ada di tukang-tukang buah pinggir jalan. "Kalau yang biasa makan stroberi, pasti tahu keistimewaan stroberi ini kalau mencobanya," ungkap Syarif.
Sebelum sukses mengembangkan stoberi yang berasal dari kampung Suntenjaya, dia telah melakukan ujicoba terhadap beberapa jenis varietas stroberi. Hasilnya, memang stroberi Suntenjaya yang dia kawinkan dengan salah satu varietas lainnya itu menjadi lebih tahan hama dan tidak mudah busuk.
Walau di musim hujan, dia bercerita jika stroberinya tetap berproduksi dengan baik. Stroberi sendiri merupakan jenis tanaman buah yang sangat baik tumbuh di musim kemarau.
"Kalau di musim kemarau, tanaman ini dibuat (seperti) kekurangan air tetapi pupuk cukup. Maka buah stroberinya bisa tiga kali lebih besar ketimbang sekarang ini," jelas dia.
Berkat pupuk organik dan manajemen penanaman yang dia lakukan, Stroberi yang diproduksinya memiliki kualitas sangat baik. "Jadi stroberi yang saya tanam ini, kalau masuk ke supermaret kira-kira sekotaknya setara dengan yang seharga Rp100.000," kata dia.
Dia pun telah memiliki jejaring dan membuka lapangan kerja dari usaha stroberinya tersebut. Sekarang ini, dirinya sudah memiliki tiga reseller untuk penjualan stroberinya di Jakarta. "Biasanya kita kalau kirim same day," tutur dia.
Follow Berita Okezone di Google News