Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Rusia Dituding Gunakan Rudal Berkemampuan Nuklir untuk Menghancurkan Sistem Pertahanan Udara Ukraina

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 02 Desember 2022 |11:58 WIB
Rusia Dituding Gunakan Rudal Berkemampuan Nuklir untuk Menghancurkan Sistem Pertahanan Udara Ukraina
Rusia dituduh menggunakan rudal berkemampuan nuklir untu 'menghabiskan' pertahanan udara Ukraina (Foto: Reuters)
A
A
A

RUSIAMiliter Ukraina mengatakan Rusia sekarang menggunakan rudal berkemampuan nuklir dengan hulu ledak non-eksplosif untuk melemahkan pertahanan udara Ukraina.

Militer menunjukkan apa yang dikatakannya sebagai pecahan rudal jelajah X-55 buatan Soviet yang dirancang untuk penggunaan nuklir. Rudal ini ditemukan di dua wilayah barat Ukraina.

Seorang pejabat Ukraina mengatakan roket itu diluncurkan untuk menghabiskan sistem pertahanan udara negara Ukraina.

Dia mengatakan tes pada fragmen tidak menunjukkan tingkat radioaktivitas yang tidak normal.

Baca juga: Rusia Janjikan Rudal Kemampuan Nuklir Iskander-M ke Belarusia, Daya Jangkau hingga 500 Km

Dikutip BBC, pakar militer Ukraina mengatakan Rusia mungkin telah menghabiskan persenjataan misilnya secara signifikan setelah melakukan gelombang demi gelombang serangan besar-besaran terhadap infrastruktur kritis Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.

Baca juga: NATO Janji Pasok Senjata Lebih Banyak dan Perbaiki Infrastruktur Energi Ukraina yang Rusak Parah Usai Serangan Rudal Rusia

Saat ini, Moskow menggunakan proyektil tumpul yang masih menyebabkan kehancuran. Sebuah laporan intelijen Inggris pada November juga sampai pada kesimpulan yang sama.

Rusia - yang melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 24 Februari - tidak memberikan komentar publik tentang masalah ini.

Pada pengarahan yang digelar Kamis (1/12/2022) di ibu kota Ukraina, Kyiv, pejabat militer Mykola Danyliuk menunjukkan kepada wartawan apa yang dia gambarkan sebagai pecahan rudal jelajah X-55 (dikenal sebagai AS-15 oleh NATO) yang ditemukan di wilayah Lviv dan Khmelnytsky.

Dia mengatakan proyektil dirancang pada zaman Soviet untuk mencapai "sasaran strategis dengan koordinat yang telah ditentukan".

Inggris mengatakan rudal itu dirancang "secara eksklusif sebagai sistem pengiriman nuklir".

Namun, diyakini militer Rusia menghapus hulu ledak nuklir dari rudal yang ditembakkan ke Ukraina dan menggantinya dengan sistem inert.

Danyliuk menekankan bahkan rudal yang dipersenjatai dengan hulu ledak non-eksplosif "menimbulkan bahaya yang signifikan" karena energi kinetik dan residu bahan bakarnya.

"Ini dibuktikan dengan serangan terbaru ketika rudal X-55 menghantam sebuah bangunan tempat tinggal,” terangnya.

“Pengujian menunjukkan tidak ada kontak [rudal] dengan elemen nuklir,” lanjutnya.

Pada Kamis (1/12/2022), peringatan udara diberlakukan sebentar di seluruh Ukraina dengan pengecualian semenanjung Krimea selatan yang dianeksasi Rusia. Peringatan ini diberikan setelah laporan bahwa pesawat perang Rusia mungkin bersiap untuk melakukan gelombang baru serangan rudal. Peringatan itu kemudian dihentikan.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement