CHINA – Seorang pejabat Uni Eropa (UE) kepada CNN menyebut,Presiden China Xi Jinping telah mengakui rasa frustrasi warga China di tengah strategi nol-Covid yang tak henti-hentinya dari pemerintahnya sehingga menyebabkan demonstrasi hebat di China.
(Baca juga: Presiden China Xi Jinping Angkat Bicara, Akui Kemarahan Warga Akibat Kebijakan Ketat Covid yang Memicu Protes Hebat)
Saat itu kata dia, Xi Jinping mengatakan kepada Presiden Dewan Eropa Charles Michel di Beijing, bahwa para pengunjuk rasa "kebanyakan pelajar" yang frustrasi setelah tiga tahun Covid, dan mengisyaratkan potensi pelonggaran langkah-langkah pencegahan China.
“Xi juga mengatakan Omicron kurang mematikan dibandingkan Delta, yang membuat pemerintah China merasa lebih terbuka untuk melonggarkan pembatasan Covid lebih lanjut,” kata pejabat UE itu.
Pejabat itu berbicara tanpa menyebut nama, mengutip norma profesional Eropa. Dia juga tidak dapat mengonfirmasi apakah Xi mengucapkan kata "protes" dalam bahasa Mandarin, atau mengatakan kata-kata apa yang sebenarnya digunakan oleh pemimpin China untuk menggambarkan kerusuhan baru-baru ini atas pembatasan tersebut.
Seperti diketahui, demonstrasi yang jarang terjadi telah mengguncang China dalam beberapa hari terakhir karena negara itu mendekati akhir tahun ketiga dari kontrol ketat terhadap kehidupan sipil.
Gelombang demonstrasi terbaru belum pernah terjadi sebelumnya sejak gerakan pro-demokrasi Lapangan Tiananmen pada 1989. Sejak Xi berkuasa pada tahun 2012, Partai Komunis telah memperketat cengkeramannya pada semua aspek kehidupan, meluncurkan tindakan keras terhadap perbedaan pendapat, dan membangun -negara pengawasan teknologi.
Pernyataan Xi muncul ketika beberapa daerah di China menunjukkan indikasi mereka akan melonggarkan beberapa pembatasan Covid, termasuk mencabut penguncian dan mengizinkan beberapa pasien Covid untuk dikarantina di rumah, menyusul protes anti-lockdown yang meluas di seluruh negeri.
Baca Juga: BuddyKu Festival, Generasi Muda Wajib Hadir
Follow Berita Okezone di Google News