Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ledakan Covid-19 di China, Nakes yang Terinfeksi Tetap Bekerja di Rumah Sakit

Tim Okezone , Jurnalis-Kamis, 15 Desember 2022 |06:17 WIB
Ledakan Covid-19 di China, Nakes yang Terinfeksi Tetap Bekerja di Rumah Sakit
Antrean pasien di luar klinik di Beijing China (Foto: BBC)
A
A
A

Ini adalah perlawanan yang mematahkan punggung nol-Covid.

Menurut Prof Chen, keputusan untuk melakukan pembukaan kembali China "tidak ideal" di tengah peningkatan kasus, tetapi mereka harus melakukannya.

Dia mengatakan negara-negara seperti Singapura dan Selandia Baru membuat perubahan ketika infeksi mereda. Namun, China telah bergerak ketika wabah besar-besaran sedang berlangsung di kota-kota seperti Beijing.

Pemerintah "mendengar suara para pengunjuk rasa", tetapi dia menambahkan, keputusan ini bukanlah pilihan yang ideal bagi mereka dalam hal waktu. Jadi, para pengunjuk rasa mungkin telah menang, tetapi pelonggaran di tengah tingginya penularan telah membuat para lansia takut meninggalkan rumah mereka.

Seorang perempuan yang kami temui saat berjalan-jalan dengan cucunya mengatakan, dia akan menjauhi tempat keramaian dan akan tetap memakai masker serta terus mencuci tangannya secara teratur. Namun, keengganan untuk berada di tempat di mana ada infeksi, lebih mungkin akan menyebar virus itu ke semua kelompok dalam masyarakat.

Dampaknya terhadap Beijing sangat besar.

Alasan lain restoran sepi adalah pemerintah kota masih mensyaratkan hasil tes PCR negatif dalam waktu 48 jam untuk bersantap di dalam. Namun, sebagian besar hasil tidak sampai ke aplikasi telepon kode kesehatan.

Hal ini tampaknya karena laboratorium telah dibanjiri banyak pekerjaan karena Covid-19 menyebar begitu cepat. Seorang perempuan berusia 34 tahun, yang mengisolasi diri di rumah setelah tertular Covid, mengatakan kepada BBC bahwa pengalamannya sejauh ini sangat lancar.

Dia mengatakan gejalanya tidak seburuk yang ditakutkan dan dia memiliki semua yang dibutuhkan. Dia juga mengatakan, jauh lebih senang memiliki pilihan untuk pulih di rumah bersama suaminya daripada di pusat karantina yang ramai.

Namun, dia juga khawatir. Dia memiliki seorang saudara perempuan dengan anak kecil, orang tua yang tinggal sendirian di kampung halaman dan seorang nenek yang semuanya harus melewati masa ini. Para dokter menggunakan media sosial untuk meyakinkan masyarakat bahwa tidak apa-apa untuk tetap di rumah saat mereka tertular Covid.

Pejabat juga mulai mengubah pusat isolasi Covid di China menjadi fasilitas rumah sakit sementara, untuk mengatasi ledakan infeksi. Hanya dalam satu hari minggu ini, sekitar 22.000 orang di Beijing mencoba masuk ke klinik karena demam.

Pertanyaan selanjutnya muncul, mengapa pemerintah tidak mempersiapkan hal ini lebih awal, dengan perluasan kapasitas ICU rumah sakit? Lalu, mengapa butuh waktu lama untuk beralih ketika negara-negara di seluruh dunia telah melakukannya?

Mengapa pemerintahan Xi Jinping membiarkan pendekatan Nol Covid yang menyebabkan begitu banyak kerusakan ekonomi secara lebih luas dan mata pencaharian masyarakat secara lebih spesifik?

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement