“Namun intervensi gizi spesifik hanya berpengaruh 30 persen untuk penanganan stunting,” ujar mantan Kepala Bapelitbang Batola ini.
Karena itulah, menurutnya intervensi gizi sensitif juga tak kalah penting harus dilakukan. Pasalnya, menurut Sekda Zulkipli, intervensi gizi sensitif berpengaruh sebanyak 70 persen dalam penurunan stunting.
“Intervensi gizi sensitif seperti tersedianya air minum bersih, sanitasi dan penggunaan jamban sehat, kebersihan lingkungan dan pola asuh anak serta tak kalah penting penyiapan kualitas kehidupan berkeluarga bagi calon pengantin,” ujarnya.
Ia menambahkan, rapat koordinasi dan evaluasi percepatan penurunan stunting ini penting dilakukan untuk melihat hasil intervensi pencegahan dan penurunan stunting, apakah telah dilakukan bersama-sama antar SKPD penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non-pemerintah dan masyarakat dari kabupaten sampai Desa.
(Agustina Wulandari )